Ethicaldigest

Infertilitas Pria 2

  1. Penyebab infertilitas testicular

Penyebab invertilitas testicular yang utama, bisa disebabkan oleh kelainan kromosom atau nonkromosomal. Kegagalan kromosom umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom seks, mau pun gangguan autosomal yang dapat diamati.

  • Kelainan kromosom

Diperkirakan sekitar 6-13% infertilitas pada pria disebabkan kelainan pada kromosom.  Pasien dengan azoospermia atau oligospermia berat, memiliki kecenderungan mengalami abnormalitas kromosom (10-15%) bila dibandingkan dengan pria subur, yang memiliki kerapatan sperma dalam kisaran referensi (1%). Kariotipe tes dan Y kromosom test untuk procedure microdeletions, diindikasikan pada pasien dengan non obstruktif azoospermia mau pun pada mereka dengan oligospermia berat (< 5 juta sperma/mL), meski terdapat kemungkinan indikasi yang berkembang.

  • Klinefelter syndrome

Klineflter syndrome merupakan penyebab paling umum pada kromosom, yang mengakibatkan infertilitas pada pria. Diperkirakan, angkanya mencapai 1 dalam 500-1000 kelahiran laki-laki. Sindrom Klinefelter klasik memiliki sebuah kariotipe 47, XXY dan disebabkan oleh nondisfunctions selama pembelahan meiosis pertama, dan paling umum pada maternal origin. Bentuk mosaic disebabkan non disjunctions berikut saat fertilization. Faktor risiko yang diketahui pada klinefelter syndrome, adalah ibu dengan lanjut usia. Infertilitas umumnya disebabkan oleh kegagalan primer testis dan banyak dari pasien yang mengalami azoospermic. Alasial hormone menunjukan adanya peningkatan kadar gonadotropin, sementara 60% lainnya mengalami penurunan kadar testosterone. Anehnya, kebanyakan pasien disini memiliki tingkat libido yang normal, ereksi dan juga orgasme.

  • XX male (seks reversal sindrom)

Kariotipe XX terjadi karena adanya crossover pada wilayah seks determining (SRY) dari kromosom Y (dengan factor penentu testis) baik kromosom X mau pun autosom. sehingga pasien umumnya pendek, dengan bentuk testis yang kecil dan juga ginekomastia. Namun, umumnya mereka memiliki penis dengan ukuran yang normal, sematara pada tubulus seminiferus menunjukan adanya sclerosis.

  • XYY Male

Kerotipe XYY ditemukan sekitar 0,1-0,4% pada setiap kelahiran laki-laki. Umumnya pasien ini sangat tingggi namun memiliki oligospermic yang parah, mau pun dengan azoospermic. Pola ini telah dikaitkan dengan perilaku agresif. Pada pemeriksaan biopsy menunjukan arrest yang matur, mau pun adanya pematangan pada aplasia sel. Secara fungsional, sperma yang hadir menunjukkan sebuah kerotipe normal.

  • Noonan syndrome (46,XY)
  • Mixed gonadal dysgenesis (45, X/46, XY)
  • Y chromosome microdeletion syndrome
  • Bilateral anorchia (vanishing testis syndrome)
  • Down syndrome
  • Myotonic dystrophy
  • Nonchromosomal testicular failure
  • Varikokel
  • Kriptorkismus
  • Trauma
  • Germinal cell aplasia
  • Kemoterapi
  • Terapi radiasi
  • Orchitis
  • Granulomatous disease
  • Sickle cell disease
  • Penyebab idiopatik
  • Penyebab Infertilitas post-testicular

Penyebab infertilitas posttesticular adalah hal-hal yang terkait dengan gangguan pada transportasi sperma, baik yang melalui sitem ductal, karena bawaan lahir mau pun gangguan  yang baru saja didapatkan oleh pasien. Sumbatan pada saluran genital, merupakan penyebab potensial dari infertilitas pada pria yang dapat disembuhkan, dengan prevalensi yang diperkirakan mencapai 7% pada pasien infertilitas. Sehingga, tentunya, sperma tidak dapat melewati mukus servik yang kemungkkinan disebabkan oleh kelainan struktural. Beberapa kondisi yang termasuk dalam kategori penyebab infertilitas post testicular, di antaranya:

  • Congenital blockage pada system ductal

Terjadi peningkatan jumlah penderita penyumbatan pada system duktal, setelah dilakukan pengamatan pada anak dengan ibu yang mengalami DES selama kehamilan. Segmental displasia didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan Vas deferens, yang setidaknya memiliki 2 kondisi vassal obstruction yang berbeda.

  • Cystic fibrosis
  • Acquired blockage pada system duktal
  • Antisperm antibody
  • Obstruksi pada saluran ejakulasi

Infertilitas Pria 1