Ethicaldigest

Pneumonia masih Mengancam, Vaksin PCV 15 Memberikan Proteksi Lebih Luas

Pneumonia masih mengancam anak Indonesia. “Indonesia menduduki tempat ke delapan kematian balita akibat pneumonia di dunia,” ungkap Prof. Dr. dr. Cissy B. Kartasasmita, Sp.A(K), Ph.D. Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, 14,5% kematian pada bayi dan 5% kmatian pada anak usia di bawah lima tahun (balita) disebabkan oleh pneumonia. Diperkirakan, 2-3 balita di Indonesia meninggal tiap 1 jam akibat pneumonia.

Ancaman pneumonia pada anak memang tidak main-main. Namun sayangnya, penyakit ini kerap terabaikan. Tak ayal, pneumonia disebut sebagai pembunuh anak yang terlupakan. “Kita fokus pada diare, dan lupa dengan ancaman pneumonia. Padahal pneumonia masih mendominasi sebagai penyakit infeksi pada bayi dan balita di Indonesia,” sesal Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MARS.

Baca juga: Pneumonia Ancam Balita

Pneumonia bisa disebabkan oleh berbagai mikroba patogen, termasuk di antaranya virus influenza dan corona. Adapun tiga bakteri tipikal penyebab pneumonia yaitu S. pneumoniae, H. influenzae, dan K. pneumoniae. “S. Pneumoniae merupakan patogen utama yang menyebabkan pneumonia komunitas di seluruh dunia,” ujar Prof. Cissy. Hingga saat ini telah teridentifikasi lebih dari 100 serotipe, dan sekitar 20 di antaranya sangat berbahaya,” tutur Prof. Cissy, dalam media edukasi di Jakarta, 6 November lalu, dalam rangka memeringati Hari Peumonia Sedunia.

S. pneumoniae juga bisa menyebabkan manifestasi klinis selain pada paru. Penyakit pneumokokus bisa dibagi  berdasarkan tingkat keparahannya; dari yang paling ‘ringan’ otitis media, pneumonia, hingga yang invasif yaitu bakteremia dan meningitis. Yang terakhir ini tentu yang paling ditakutkan. “Anak usia di bawah lima tahun dan dewasa di atas 50 tahun memiliki faktor risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit pneumokokus yang invasif,” ujarnya.

Perlidungan Lebih dari Vaksin Terbaru PCV 15

Prof. Cissy mengingatkan, vaksinasi lengkap pada bayi dan balita akan memberikan proteksi yang sangat baik terhadap pneumonia. “Apalagi, semua mikroba penyebab pneumonia ada vaksinnya: Hib, pertusis, MR/MMR, influenza, varicela, TB, sampai COVID-19. Tapi yang spesifik yaitu PCV, untuk melindungi dari S. pneumoniae,” paparnya.

WHO telah merekomendasikan pemberian vaksin PCV pada anak <5 tahun. “Alhamdulillah tahun lalu sudah masuk Program Imunisasi Nasional. Diberikan sebanyak tiga kali yaitu ketika anak berusia dua bulan, tiga bulan, dan satu tahun,” jelas Prof. Cissy. Adapun berdasarkan jadwal IDAI bila orangtua melakukan vaksinasi mandiri, PCV primer diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan, lalu satu kali booster di antara usia 11-15 bulan.

Baca juga: Tatalaksana Pneumonia

Di Indonesia, telah tersedia dua macam PCV: PCV 10 yang melindungi dari 10 serotipe, dan PCV 13 yang melindungi dari 13 serotipe. Karena berbagai faktor, selalu muncul serotipe-serotipe baru, sehingga serotipe dalam vaksin ditambah. “Sekarang ada PCV 15. Penggunaannya sudah disetujui oleh BPOM sejak Juni 2023. Bisa diberikan pada anak sejak usia 6 minggu hingga 18 tahun, serta kepada usia dewasa dan lansia,” ucap Prof. Cissy.

PCV 15 memberikan proteksi terhadap 15 serotipe. Terdapat dua tambahan serotipe yang tidak ada di PCV 13, yaitu serotipe 22F dan 33F. “Kami ingin menghadirkan vaksin inovatif ke Indonesia. Selain tambahan serotipe 22F dan 33F, berdasarkan penelitian, PCV 15 memberi perlindungan yang lebih tinggi terhadap serotipe 3 bila dibandingkan dengan PCV 13 sebagai pembanding,” papar dr. Mellisa Handoko Wiyono, Country Medical Lead MSD Indonesia. Sebagaimana diketahui, serotipe 3 memiliki kapsul yang sangat tebal, sehingga lebih sulit bagi vaksin untuk merangsang imunitas yang tinggi.

PCV bisa Diberikan Bersamaan dengan Vaksin Lain

Baik brdasarkan jadwal IDAI maupun jadwal Imunisasi Nasional, jadwal pemberian PCV1 dan PCV2 berbarengan dengan DPT-HB-HiB dan polio. “Berikan vaksin berbarengan. Paha kanan vaksin DPT pentavalen, dan paha kiri PCV. Harus bareng karena kalau ditunda, perlindungannya mundur. Dikhawatirkan anak telanjur kena penyakit,” ujar Prof. Soedjatmiko.

Orangtua perlu diedukasi bahwa injeksi vaksin secara berbarengan tidak menurunkan efikasi vaksin dan tidak mengganggu kesehatan bayi, sehingga tidak perlu khawatir. Justru lebih praktis, sekali datang langsung mendapat dua injeksi. Jangan pernah bosan mengingatkan orangtua mengnai jadwal vaksinasi berikutnya, karena pneumonia masih mengancam. (nid)

Baca juga: Alat Uji Pneumonia Sederhana