Ethicaldigest

Sakit Kepala Kluster, Patofisiologis, Tanda dan Gejala

Nyeri yang sangat berat pada sakit kepala kluster, berpusat di belakang atau di sekitar mata, di suatu daerah yang dipersarafi oleh nervus trigeminus, suatu jalur nyeri utama. Rangsangan pada saraf ini menghasilkan reaksi abnormal, dari arteri yang menyuplai darah ke kepala. Pembuluh darah itu akan berdilatasi dan menyebabkan nyeri.

Beberapa gejala sakit kepala kluster, seperti mata berair, hidung tersumbat dan atau berair, serta kelopak mata yang sulit diangkat melibatkan sistem saraf otonom. Saraf yang merupakan bagian dari sistem ini membentuk suatu jalur pada dasar otak. Ketika saraf trigeminus teraktifasi, muncul nyeri pada mata. Sistem saraf otonom juga teraktifasi karena adanya refleks trigeminal otonom.

Para peneliti percaya bahwa masih ada proses yang belum diketahui, yang melibatkan peradangan atau aktivitas pembuluh darah abnormal pada daerah ini yang mungkin terlibat menyebabkan sakit kepala.

Fungsi Abnormal dari Hipotalamus

Siklus periode sakit kepala kluster seringkali mengikuti pola musim, dalam satu tahun. Pola ini menunjukkan bahwa jam biologis tubuh ikut terlibat. Pada manusia, jam biologis terletak pada hipotalamus yang berada jauh di dalam otak. Dari banyak fungsi hipotalamus, bagian ini mengontrol siklus tidur bangun dan irama internal lainnya.

Kelainan hipotalamus mungkin dapat menjelaskan adanya pengaturan waktu dan siklus pada sakit kepala kluster. Penelitian menemukan peningkatan aktivitas di dalam hipotalamus, selama terjadinya sakit kepala kluster. Peningkatan aktivitas ini tidak ditemukan pada orang-orang dengan sakit kepala lainnya, seperti migrain.

Penelitian juga menemukan bahwa orang-orang yang mempunyai tingkat hormon tertentu yang abnormal, termasuk melatonin dan testoteron, kadar hormon tersebut meningkat pada periode kluster. Perubahan hormon-hormon tersebut dipercayai karena ada masalah pada hipotalamus.

Peneliti lain menemukan bahwa orang-orang dengan sakit kepala kuster, mempunyai hipotalamus yang lebih besar daripada mereka yang tidak memiliki sakit kepala kluster. Namun masih belum diketahui, mengapa bisa terjadi kelainan-kelainan semacam itu.

Tanda dan Gejala

Sakit kepala kluster menyerang dengan cepat, biasanya tanpa peringatan. Dalam hitungan menit, muncul nyeri yang sangat berat. Rasa nyeri umumnya dirasakan pada sisi kepala yang sama pada periode kluster, dan terkadang sakit kepala menetap pada sisi tersebut seumur hidup pasien. Jarang sekali rasa nyeri berpindah ke sisi lain kepala pada periode kluster berikutnya. Jauh lebih jarang lagi rasa nyeri berpindah-pindah, setiap kali terjadi serangan.

Rasa nyeri pada sakit kepala kluster, sering digambarkan sebagai suatu nyeri yang tajam, menusuk, atau seperti terbakar. Orang-orang dengan kondisi ini mengatakan bahwa rasa sakitnya, seperti alat pengorek yang panas ditusukkan pada mata, atau seperti mata didorong keluar dari tempatnya.

Gelisah

Orang-orang dengan sakit kepala kluster tampak gelisah, cenderung melangkah bolak-balik atau duduk sambil menggoyang-goyangkan badan ke depan dan ke belakang, untuk mengurangi rasa sakit. Mereka dapat menekan tangannya pada mata atau kepala, atau meletakkan es atau  kompres hangat pada daerah yang sakit. Berbeda dengan penderita migraine, pasien dengan sakit kepala kluster biasanya enggan berbaring saat terjadi serangan. Karena, posisi ini dapat menambah rasa sakit.

Banyak orang dengan sakit kepala kluster memilih untuk sendirian. Mereka mungkin tetap berada di luar rumah, bahkan pada cuaca yang sangat dingin, selama masa serangan. Mereka mungkin berteriak, membenturkan kepala ke dinding atau melukai diri sendiri, untuk mengalihkan perhatian dari sakit yang tidak tertahankan. Beberapa orang menyatakan bahwa rasa sakit berkurang dengan berolahraga, seperti lari di tempat atau melakukan shit-up atau push-up.

Mata Berair, Hidung Tersumbat

Sakit kepala kluster selalu dipicu oleh respon sistem saraf otonom. Sistem ini mengontrol banyak aktivitas vital tanpa disadari. Contohnya, sistem saraf otonom mengatur tekanan darah, denyut jantung, keringat dan suhu tubuh. Respon tersering sistem otonom pada sakit kepala kluster, adalah keluarnya air mata berlebihan dan mata merah pada sisi yang sakit.

Tanda dan gejala yang mungkin bersamaan dengan sakit kepala kluster, antara lain:

  1. Lubang hidung tersumbat atau berair pada sisi kepala yang terserang.
  2. Kemerahan pada muka.
  3. Bengkak di sekitar mata pada sisi wajah yang terkena.
  4. Ukuran pupil mengecil.
  5. Kelopak mata sulit dibuka.

Tanda dan gejala tersebut hanya terjadi selama masa serangan. Meski demikian, pada beberapa orang, kelopak mata yang sulit ditutup dan mengecilnya ukuran pupil tetap ada, setelah periode serangan. Beberapa gejala menyerupai migraine termasuk mual, fotofobia dan fonofobia, serta aura dapat terjadi pada cluster headache.

Sakit Kepala Kluster, Karakteristik dan Cara Diagnosis