Ethicaldigest

Obat Semprot Pengontrol untuk Pasien Asma Persisten Berat

Pada asma, terjadi dua kondisi pada paru: hiperreaktivitas bronkus dan inflamasi kronis. Mereka dengan asma persisten berat tidak cukup hanya mengandalkan obat pelega yang berisikan SABA, tapi juga membutuhkan obat semprot pengontrol untuk mengatasi inflamasi.

Sebagaimana diketahui, secara umum terdapat dua jenis obat semprot asma: pelega dan pengontrol. Obat semprot pelega mengandung SABA (short-acting beta-agonist), yang merupakan bronkodilator kerja cepat. “Obat ini bekerja merelaksasi otot-otot pada bronkus, sehingga saluran napas menjadi lega,” ujar dr. H. Mohamad Yanuar Fajar Sp.P, FISR, FAPSR, MARS dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Yang termasuk obat golongan SABA misalnya salbutamol (albuterol), fenoterol dan procaterol HCl.

SABA bisa menjadi penyelamat pasien saat terjadi serangan. “Namun kalau harus memakai SABA 3-5 kali dalam sebulan, berarti asma tidak terkontrol. Bronkus menjadi lega, tapi inflamasinya tidak terkontrol. Untuk kondisi seperti ini dibutuhkan obat pengontrol,” ucap dr. Yanuar, dalam diskusi media bersama Astra Zeneca beberapa waktu lalu di Jakarta.

Obat Semprot Pengontrol

Obat semprot pengontrol mengandung LABA (long-acting beta-agonist), bronkolidator yang bekerja lambat. Efek LABA bertahan hingga >12 jam, sehingga bronkus tetap terbuka dalam waktu lama. Golongan LABA antara lain formoterol fumarate.

Selain mengandung LABA, obat semprot pengontrol juga mengandung antiinflamasi untuk mengatasi inflamasi kronis pada saluran napas. “Hampir 98% pasien asma merasa lega setelah menggunakan SABA, tapi beberapa hari kemudian kambuh lagi karena inflamasinya belum tertangani,” terang dr. Yanuar.

Pasien dengan asma persisten berat atau sering kambuh, membutuhkan obat semprot pengontrol, di samping obat pelega. “Mereka harus mendapatkan pengobatan yang mengandung kombinasi ICS (antiinflamasi) dan formoterol untuk mengurangi risiko serangan asma,” tegasnya.

Obat pengontrol dipakai rutin setiap hari, meskipun tidak ada serangan. “Fungsinya untuk mengatasi inflamasi pada saluran napas. Ketika mengalami serangan, tetap menggunakan obat pelega,” lanjutnya.

Penggunaan SABA yang Berlebihan

Di Indonesia, penggunaan SABA cenderung berlebihan. Cukup banyak pasien asma yang membeli sendiri dan menggunakannya tanpa pengawasan dokter. “SABA punya kelemahan. Efek samping yang paling sering yaitu berdebar-debar dan tangan berdebar,” ucap dr. Yanuar. Ia melanjutkan, penggunaan SABA rutin dan sering mengindikasikan asma yang tidak terkontrol, dan merugikan pasien.

Laporan strategi GINA (Global Initiative for Asthma) 2019-2022 menunjukkan bahwa penggunaan SABA secara rutin (bahkan meski hanya dalam 1-2 minggu) kurang efektif. Justru bisa menyebabkan lebih banyak peradangan pada saluran napas, serta mendorong kebiasaan buruk penggunaan SABA secara berlebihan.

Adapun studi SABINA (SABA Use in Asthma) menunjukkan, 37% pasien asma di Indonesia diresepkan inhaler pelega jenis (SABA) sebanyak ≥3 kanister/tahu. Jumlah resep tersebut ditengarai bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan yang parah.

Medical Director AstraZeneca Indonesia dr. Freddy mengungkapkan, penggunaan SABA terus menerus tidak mengurangi frekuensi serangan asma, bahkan bisa memperburuk asma. Menurutnya, SABA hanya mengatasi satu masalah, yaitu mengatasi penyempitan bronkus. “Ibaratnya jalan berlubang kita kasih papan, tapi lubangnya tidak diatasi. Akhirnya lubang makin berat, dan kita butuh papan lebih banyak lagi,” tuturnya.

Ia melanjutkan, asma yang tidak tertangani dengan baik meningkatkan hospitalisasi. “Karena itu direkomendasikan obat pelega dan pengontrol,” ujarnya. Mereka yang terlalu sering mengunakan SABA berisiko tinggi mengalami serangan asma, dirawat di rumah sakit, bahkan dalam beberapa kasus, kematian lantaran serangan asma tidak bisa tertangani dengan optimal.

Pasien asma tetap membutuhkan SABA saat mengalami serangan asma. Namun pada pasien asma persisten berat, juga dibutuhkan obat semprot pengontrol untuk mengatasi inflamasi, dan digunakan setiap hari. (nid)