Ethicaldigest

Nutrisi Otak: Sinergi DHA, Kolin dan Lutein Untuk Perkembangan Kognisi

Nutrisi otak adalah nutrisi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak. Zat-zat gizi seperti DHA (Docosahexaenoic acid ) penting untuk perkembangan otak dan kemampuan kognisi, namun zat tersebut tidak berperan sendiri untuk memberikan hasil terbaik. Carol L. Cheatham, Ph.D, peneliti dari Nutrition Research Institute, University of North Carolina at Chapel Hill, pada pertemuan di Jakarta 26 Mei 2015 mengemukakan bahwa DHA, Kolin dan Lutein saling berinteraksi mendukung perkembangan kognisi.

Selama ini, penelitian yang ada lebih pada manfaat masing-masing zat tersebut pada perkembangan otak. Penelitian sebelumnya pada DHA menunjukkan, porsi DHA adalah 17% dari total asam lemak dalam otak. Bekerja untuk memberi cairan pada membran neuronal, menjadi bagian dari pemrosesan sinyal pesan dalam otak. Penting untuk perkembangan visual anak.

DHA pada dasarnya adalah bagian dari asam omega-3 yang banyak ditemukan pada telur, minyak ikan dan hewan ternak yang memakan rumput. Penelitian tentang lutein mendapati, lutein merupakan karotenoid yang terdapat dalam daun hijau dan telur. Luten merupakan antioksidan yang bekerja secara langsung di area retina, dengan menghalangi paparan sinar biru yang berbahaya.

Lutein merupakan karotenoid utama yang terdapat pada jaringan otak, pada anak maupun dewasa. Pada otak bayi, kontribusi lutein dua kali lebih banyak dibanding pada orang dewasa. Jumlahnya lebih dari setengah konsentrasi karotenoid dalam otak anak. Lutein tampaknya mampu meningkatkan kecepatan proses penyampaian pesan di saraf pusat.

Akan halnya kolin, mulai dianggap sebagai zat esensial oleh FDA pada 1998. Terdapat dalam telur, udang, kerang, daging dan kacang-kacangan. Kolin dibutuhkan untuk melepaskan DHA dari lever, sekaligus sebagai methyl-donor dan neurotransmitter.

Penelitian yang dilakukan Carol, dkk. bertujuan untuk melihat hubungan antara kandungan DHA, lutein dan kolin dalam ASI (air susu ibu), dalam meningkatkan kemampuan daya ingat bayi 6 bulan. Penelitian dilakukan pada 200 pasangan ibu-bayi yang memberikan dan/ diberi ASI pada bulan ke tiga- empat. Dilakukan pengujian kandungan nutrisi dalam ASI (usia 3 bulan), hasilnya positif mengandung DHA, lutein dan kolin. 

Sebanyak 102 dari 200 partisipan diundang kembali saat anak berusia 6 bulan, untuk melakukan sesi elektrofisiologi untuk mengumpulkan data ERP (event related potential). Sebanyak 47 bayi menunjukkan data ERP yang potensial; 59 di antaranya memiliki data nutrisi lengkap.

Hasil yang didapat adalah adanya perbedaan skor latensi, akibat interaksi antara lutein dan kolin bebas pada dua area otak (frontal left dan central area), yakni p<0.05 dan p<0.001. Tingginya kadar kolin dan kadar lutein saling berhubungan dengan kemampuan mengingat yang baik. Sementara aktivitas signifikan DHA dan lutein termonitor di area parietal (p<0.05). Kemampuan memori lebih tinggi, saat kandungan DHA tinggi sementara lutein rendah. Kesimpulannya, “DHA dan lutein tampak bekerja bersama untuk meningkatkan latensi. Dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dan mendapatkan atensi. Demikian juga kolin dan lutein tampak bekerjasama meningkatkan latensi. Di satu sisi, DHA dapat mengompensasi rendahnya lutein,” papar Carol.