Ethicaldigest

Alat Deteksi Gagal Jantung, Mengenali Serangan Lebih Cepat

Alat deteksi gagal jantung baru-baru ini berhasil ditemukan seorang kardiolog dari Mount Sinai Hospital, Canada. Ia menanamkan sebuah sensor microchip pada pasien gagal jantung, untuk memonitor gejala yang timbul pada pasien dan mencegah pasien mendapatkan perawatan kembali di rumah sakit karena perburukan kondisi jantung.

Sensor yang diberi nama CardioMEMSTM ini dikembangkan oleh St. Jude Medical. Alat deteksi gagal jantung ini berukuran tidak lebih besar dari sebuah koin logam, sehingga mudah ditempatkan di jantung pasien untuk memantau tekanan arteri pulmonal. Pemasangannya pun melalui prosedur bedah minimal invasive.

Ketika sensor mendeteksi adanya peningkatan tekanan arteri pulmonal, yang merupakan tanda awal dari perburukan kondisi jantung, alat ini bisa memberi peringatan pada tim medis di rumah sakit setiap hari. Sehingga tim dokter dapat secara proaktif melakukan tindakan kepada pasien di mana pun, sebelum terjadi kondisi yang lebih buruk.

Dalam penelitian oleh St. Jude Medical, alat ini mampu mengurangi jumlah pasien gagal jantung yang masuk kembali ke rumah sakit sampai sebesar 37%. Menurut seorang ahli jantung Rumah Sakit Mount Sinai, pemasangan alat ini ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung, sekaligus mengurangi biaya perawatan dan penanganan pasien.

Menurut dr. Raymond Bietry, perangkat baru ini memungkinkan pasien gagal jantung hidup lebih nyaman, mengurangi kekhawatiran akan kemungkinan perburukan kondisi jantung yang dapat terjadi, dan memantau secara lebih dini kemungkinan retensi cairan yang merupakan penyebab utama terjadinya sesak nafas dan payah jantung.

Sensor ini telah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) tahun 2014. Menurut tim dokter RS Mount Sanai, proses pemasangan alat ini kurang dari satu jam, sehingga pasien dapat beraktivitas kembali tanpa harus berlama-lama di rumah sakit.