Ethicaldigest

Olahraga Cegah Gagal Jantung

Dua tahun berolahraga dapat mengembalikan elastisitas jantung pada orang paruh baya, yang sebelumnya tidak banyak bergerak atau menjalankan pola hidup sedentary. Olahraga dapat mencegah berkembangnya gagal jantung (HF) dengan preserved ejection fraction (HFpEF).

Hal ini terungkap dalam penelitian dr. Eric Howden dan rekan dari Baker Heart and Diabetes Institute, Melbourne, Victoria, Australia, yang dipublikasikan 8 Januari 2018 di jurnal Circulation.

Dari semua penelitian pada pasien HFpEF, mereka semua memiliki jantung berukuran kecil dan kaku, dengan kenaikan tekanan pengisian yang sangat cepat  saat berolahraga. Mereka juga memiliki pembuluh darah kaku, dengan gangguan kopling ventrikuloarterial. 

Sebelumnya, ada penelitian melihat efek olahraga dengan intensitas moderat 5-6 kali seminggu terhadap orag berusia lanjut (rata-rata 70 tahun). Tapi, para peneliti  hanya menemukan efek kecil pada kekakuan ventrikel kiri. Penelitian lain menunjukkan, jantung mulai mengalami transisi menjadi fenotipe usia lanjut dengan penurunan plastisitas jantung di usia paruh baya.

Ada dugaan, memulai olahraga di usia 70 tahun mungkin terlambat dan olahraga hanya selama 1 tahun terlalu singkat . Karena itu, dr. Eric dan kawan-kawan melakukan penelitian melibatkan 61 orang berusia paruh baya (45-64 tahun) dengan gaya hidup sedentary, dengan kondisi kesehatan yang baik.

Mereka secara acak diberi latihan Yoga dan latihan seimbang, atau latihan dibawah pengawasan 4-5 kali seminggu, selama 2 tahun. Rejimen mencakup olahraga moderat 30-45 menit selama 3 bulan pertama, dengan frekuensi dan durasi ditingkatkan setiap bulan.

Di tahun kedua, uptake oksigen maksimal (VO2max), suatu pengukuran kapasitas olahraga, meningkat 18% di kelompok olahraga dan menurun 1% pada kelompok kontrol (5,3 vs –0,3 mL/kg/menit; P<0.0001). Kekakuan ventrikel kiri menurun pada kelompok olahraga (stiffness constant, 0,072 sampai 0,051; P=0.0018), dan tidak ada perubahan pada kelompok kontrol (stiffness constant, 0,063 sampai 0,062; P=0.83).

Olahraga meningkatkan volume akhir diastolik LV, dibanding intervensi kontrol (7,1 vs -1,0 mL / m2; P <0,001). Sedangkan pulmonary capillary wedge pressure (PCWP) tidak berubah, memungkinkan volume stroke yang lebih besar untuk tekanan pengisian berapapun pada kelompok olahraga (pre- / postexercise P = 0,001; loading condition P = 0,0075). Olah raga menurunkan denyut jantung peserta dari 63 menjadi 58 denyut / menit (P = 0.0003). sedangkan pada kelompok kontrol, denyut jantung tetap 64 denyut / menit. Tekanan darah tidak berubah pada kedua kelompok.