Ethicaldigest

Beda Vertigo Sentral dan Perifer 1

Semua orang mungkin pernah mengalami vertigo. Ketika kita kecil, ada sebuah permainan di mana seorang anak harus memutar-mutar tubuh sedemikian rupa. Di saat berhenti berputar, si anak akan merasa atau melihat sekelilingnya seperti berputar. Itulah vertigo, suatu ilusi bergerak. Penderita merasa atau melihat lingkungan sekelilingnya bergerak, padahal sebenarnya tidak.

Menurut Prof. dr. Jenny Bashirudin, Sp.THT, dari Departmen THT, FK Universitas Indonesia, vertigo sebenarnya bukan penyakit tapi suatu gejala akibat adanya gangguan di sistim saraf pusat atau di perifer. “Sekitar 80% vertigo adalah jenis perifer, yaitu akibat adanya gangguan pada telinga bagian dalam atau vestibular. Sisanya akibat adanya gangguan pada sistim saraf atau vertigo sentral,” katanya.

Sampai saat ini, belum ada catatan pasti seberapa banyak penderita vertigo. Namun demikian, Hain tahun 1996 melaporkan, dari 119 penyakit puyeng oleh kelainan yang disebut sebagai kelainan otologik, 49% menderita vertigo perifer paroksismal benigna, 18,5% penyakit meniere, 13,5% parese vestibular unilateral, 8% parese vestibular bilateral, 6% disfungsi telinga tengah dan 5% fistula.

Hain juga menyatakan bahwa dari 74 penderita dengan keluhan puyeng yang disebabkan kelainan neurologis, 35% adalah penderita stroke atau TIA, 22% menderita gangguan saraf pusat lainnya, 16% menderita migren vertebrobasilar, 8% nistagmus, 7% ataksia sensorik, 4% disfungsi ganglia basal, 5% ataksia serebrel dan 3% menderita epilepsi.

Sedangkan Drachman dan Hart tahun 1972 mendapati bahwa dari 102 penderita dengan keluhan puyeng yang mengunjungi klinink neuroontologi, 5 orang menderita kelainan medik, 34 orang menderita kelainan otologik, 23 orang menderita neurologik dan pada 38 orang kelainannya tidak dapat ditegakkan.

Gangguam keseimbangan beragam bentuknya dan penyebabnya. Seperti dikatakan Prof. Dr. dr. S.M Lumbantobing, Sp.S, dalam bukunya “Vertigo Tujuh Keliling,” banyak sistim atau organ tubuh yang terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan. Di antaranya adalah sistim vestibular, sistim visual dan sistim somatosensorik. Untuk mempertahankan keseimbangan di ruangan, sedikitnya 2 dari 3 sistim tersebut harus berfungsi dengan baik.

Bila seseorang menderita vertigo, hal itu menunjukkan sistim vestibularnya terganggu. Rasa puyeng, rasa tidak seimbang, yang tidak disertai vertigo dapat disebabkan oleh berbagai kelainan. Misalnya, gangguan visual, somatosensorik dan juga gangguan pada sistim vestibularnya.

Bentuk gangguan keseimbangan yang sering dijumpai adalah:

  • Rasa tidak seimbang, disekuilibrium

Keluhan ini dapat diakibatkan oleh berbagai kelainan, misalnya: gangguan vestibular, gangguan proprioseptif (misalnya pada tabes dorsalis), penyakit susunan saraf pusat. Penyebab lainnya adalah gangguan fungsi serebelum, labirin, ekstrapiramidal, intoksikasi obat dan tumor di foss posterior.

  • Kepala terasa ringan atau enteng

Keluhan ini dapat disebabkan oleh efek samping obat, seperti obat anti hipertensi, obat penenang. Keluhan ini juga dapat diakibatkan gangguan sistemik, seperti demam dan ganggvuan metabolik. Penderita dengan gangguan psikis, tidak jarang menemukan bahwa kepalanya terasa penuh, tidak segar dan terasa ringan.

  • Merasa seolah hampir pingsan

Keluhan ini sering dijumpai pada gangguan homeostatik, gangguan aliran darah, termasuk penyakit jantung, kardiovaskular, serebrovaskular, anemia dan obat-obatan. Gangguan irama jantung, kelainan katup jantung dapat mengakibatkan keluhan ini.

  • Vertigo

Penderita merasa atau melihat lingkungannya bergerak, atau dirinya bergerak terhadap lingkungannya. Gerakan yang dialami, biasanya gerakan berputar. Namun, kadang-kadang dapat berbentuk linear, seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal. Vertigo dijumpai pada gangguan vestibular, baik yang perifer mau pun sentral. Pada penderita vertigo, kadang dapat kita lihat adanya nistagmus (gerakan involunter bola mata).

Vertigo Sentral dan Perifer

Vertigo bisa berasal dari kelainan di sentral (batang otak, serebelum atau otak) atau di perifer (telinga dalam, atau saraf vestibular). Kita perlu membedakan kedua jenis vertigo ini, karena terapi dan prognosisnya dapat berbeda.

Vertigo sentral

Gangguan di batang otak atau serebelum, biasanya merupakan penyebab vertigo jenis sentral. Untuk menegakkan apakah sumber gangguan berasal dari batang otak, kita selidiki apakah terdapat gejala lain yang khas bagi gangguan di batang otak. Misalnya diplopia, perestesia, perubahan sensibilitas dan fungsi motorik.

Gangguan atau disfungsi serebelum, kadang-kadang sulit ditegakkan. Misalnya, gejala stroke serebelar gejalanya dapat menyerupai gangguan vestibular perifer. Perlu dicari gejala gangguan serebelar lainnya, seperti gangguan koordinasi. Penderita gangguan serebelar mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan supinasi dan pronasi tangannya secara berturut-turut. Selain itu, bisa dilakukan tes tunjuk hidung. Penderita disuruh menunjukkan  jari ke pemeriksa dan  setelah itu menunjuk hidungnya.  Seorang dengan gangguan vertigo sentral tidak dapat melakukannya dengan baik, dan terlihat adanya ataksia. Sedangkan, penderita vertigo perifer dapat melakukannya secara normal.