Ethicaldigest

Ubah Gaya Hidup, Hindari Diabetes

Gangguan toleransi glukosa adalah kondisi hiperglikemia prediabetes, yang dihubungkan dengan resistensi insulin dan berisiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular. Kondisi ini bisa mendahului diabetes tipe 2 selama beberapa tahun. Perubahan gaya hidup untuk mencapai berat badan yang normal dan memperbanyak olah raga, bisa membantu penderita prediabetes terhindar dari diabetes.

Louise Dye, Ph.D., profesor bidang nutrisi dan perilaku di Human Appetite Research Unit,  Institute of Psychological Sciences, Universitas Leeds, melakukan penelitian dengan melihat 31 penelitian berkenaan pengaruh berbagai kondisi diet terhadap performa kognitif. Dia menemukan bahwa kelompok dengan gangguan toleransi glukosa, mengalami kesulitan dalam 12 dari 27 uji fungsi kognitif, mencakup pengenalan kata, uji pembelajaran verbal visual, uji pembelajaran spasial visual, uji psikomotor dan Corsi block-tapping. Kelompok dengan gangguan toleransi glukosa terdiri dari wanita usia paruh baya, yang kondisi kesehatannya baik.

“Terjadi gangguan signifikan pada wanita-wanita yang mengalami gangguan toleransi glukosa,” kata Dye. “Bagi saya, itu seperti bom waktu. Kita harus menggunakan makanan – pengaturan pola makan dan industi makanan—untuk membantu membentuk mereka agar menjadi normal. Saat mereka mengalami diabetes, gangguan akan lebih terlihat.”

Dia merujuk pada penelitian di Jepang tahun 2009 yang melibatkan 129 orang berusia 80 an, 55 di antaranya mengalami gangguan toleransi glukosa atau diabetes melitus tipe 2. Semua subyek dalam penelitian tersebut mengonsumsi lebih dari 30 gram serat pangan per hari dan berolah raga 2-4 jam per minggu dalam periode dua tahun. Dalam jangka waktu tersebut, 36 orang dengan gangguan toleransi glukosa menunjukkan perbaikan daya ingat dan uji disain kotak. Kelompok diabetes tipe 2 menunjukkan perbaikan dimensia, daya ingat dan kondisi mental.