Ethicaldigest

Advancing Managemen of Nasal Disorders

Membersihkan rongga hidung menggunakan larutan garam, sudah menjadi prosedur yang luas dilakukan didunia, terutama ketika keluar guideline dari EPOS dan beberapa jurnal di luar negeri. Bahkan, seperti kata Prof. Dr. dr. TetiHS Madiadipoera,Sp.THT, irigasi nasal sudah menjadi pengobatan lini pertama pada masalah nasal. “Jika ada masalah pada hidung, sekresi berlebihan harus dibersihkan lebih dulu, sebelum diberi obat lain,” kata Prof. Teti.

Pembersihannya menggunakan larutan garam, yang sesuai dengan indikasi, apakah dengan larutan isotonik atau larutan hipertonik. “Setelah dibersihkan, baru disemprotkan obat lain. Fungsi irigasi nasal ntuk membersihkan, agar mediator-mediator inflamasi dan biofilm hilang. Sehingga, ketika diberi kortikosteroid, obatnya bisa langsung diserap,” kata Prof. Teti.

Berbicara mengenai irigasi nasal, dr. Bambang Hermani, Sp.THT mengatakan bahwa peran irigasi nasal telah meluas, tidak saja untuk pengobatan, tapi juga untuk pencegahan penyakit. “Terus terang, kita selama ini hanya mengenal cuci tangan. Padahal, hidung kita setiap hari menghirup udara yang berpolusi dan mengandung kuman. Tentunya, irigasi nasal sangat bermanfaat, membuat hidung bersih dari kuman atau polusi,” kata dr. Bambang. “Kita akan melakukan penelitian mengenai manfaat irigasi nasal, terutama pada mereka yang bekerja dalam tingkat polusi yang tinggi.”

Pada pertemuan tahunan PERHATI-KL ke 8 di Manado, 27-29 Juni 2012, dilangsungkan simposium “Advancing Management of Nasal Disorders”. Moderator simposium ini Prof. Dr. dr. Teti HS Madiadipoera,Sp.THT, dengan 3 pembicara yaitu dr. Endang Mangunkusumo, Sp.THT; dr. Luh Putu Lusy Indrawaty, Sp.THT dan dr. Damyanti Soetjipto, Sp.THT.

Dr. Endang Mangunkusumo, Sp.THT

“Irigasi nasal dibutuhkan oleh orang yang bekerja di udara tercemar, mereka yang berkumpul di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, dokter dan perawat yang merawat pasien, mahasiswa dan guru.”

Hidung merupakan gerbang saluran nafas, di mana terdapat mukosa silia yang bergerak 12-15 kali permenit untuk menggerakkan lendir dan partikel ke nasofaring. Hidung sering mengalami masalah, seperti rhinitis yang terbagi atas akut dan kronis, alergi dan rhinitis yang disebabkan oleh virus atau kuman. Pada saat terjadi rhinitis, terjadi pembengkakan dan pengentalan secret. Gerakan silia menjadi terganggu, menyebabkan terkumpulnya sekret.

Irigasi hidung atau irigasi saluran nasal adalah tindakan membilas hidung dengan lautan garam, sehingga membersihkan seluruh rongga hidung dan struktur dalam rongga hidung. Dari berbagai penelitian terungkap bahwa irigasi nasal akan menurunkan gejala sinusitis, dan memperbaiki kualitas hidup penderita. Akibatnya, penggunaan obat-obatan untuk sinusitis menjadi berkurang. Penelitian-penelitian juga menunjukkan, pasien dapat melakukan irigasi nasal secara teratur dan aman.

Mekanisme pembersihan nasal adalah membersihkan secara langsung seluran nasal. Larutan garam atau saline yang digunakan, akan membersihkan mukus yang mengental dan merusak krusta. Tindakan ini juga membersihkan mediator-mediator inflamasi, seperti histamin, prostaglandin dan lain-lain. Cara ini juga dapat membersihkan virus, bakteri dan debu. Ketika saluran nasal bersih, fungsi silia membaik.  

Mekanisme kerja irigasi nasal adalah membersihkan mukus, meningkatkan aliran mukus ke nasofaring, membersihkan antigen mediator inflamasi dan biofilm, mengubah viskoelastisitas mukus menjadi lebih encer. Silia bisa bekerja lebih baik, membawa lapisan lendir menjadi lebih mudah dialirkan ke nasofaring, sehingga mengurangi koloni bakteri.

Ada beberapa sediaan cairan garam: larutan garam isotonik memiliki Nacl 0,9%, hipertonik > 0,9%, hipotonik <0,9% dan larutan garam yang ditambah buffer, berupa Natrium bikarbonat. Cara pemberian ada beberapa macam, menggunakan metode positive pressure irrigation, negatif pressure irrigatrian  dan nasal lavage.

Penelitian Garavello dan kawan-kawan (2003) yang memberikan irigasi nasal hipertonik pada anak-anak dengan rhinitis alergika 3 kali sehari selama 6 minggu, efektif menurunkan gejala rhinitis dan menurunkan penggunaan antihistamin. Penelitian Huafei dan kawan-kawan (2011) menyelidiki manfaat irigasi nasal terhadap influenza dan infeksi saluran nafas bagian atas non virus influenza. Ternyata, irtigasi nasal dapat menurunkan keparahan dan durasi penyakit, membantu mengeluarkan virus dan mediator inflamasi, serta menghambat replikasi virus di saluran nasal.

Tinjauan terhadap beberapa penelitian Rabagi dan kawan-kawan yang dilakukan tahun 2002, 2003, 2005 dan 2006 memperlihatkan, pembersihan secara rutin menggunakan larutan hipertonik pada pasien rhinosinusitis kronis dapat memperbaiki gejala sinus secara keseluruhan dan menurunkan penggunaan obat sinusitis, seperti antibiotik dan obat dekongestan.

Yang menarik, irigasi nasal tidak saja dibutuhkan oleh orang dengan gangguan nasal. Irigasi nasal juga dibutuhkan oleh mereka yang bekerja di udara tercemar, mereka yang berkumpul di ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk, dokter dan perawat yang merawat pasien, mahasiswa dan guru. Dokter THT juga perlu menggunakan irigasi nasal, karena setiap hari harus berhubungan dengan pasien batuk, bersin dan pasien infeksi.

Mari, sekarang kita membuat ini sebagai budaya kita juga. Banyak penyakit yang bisa dicegah dengan melakukan cuci hidung, antara lain infeksi virus, infeksi bakteri, infeksi jamur, serangan asma  dan bahkan ada laporan dapat mencegah limfoma malignan.