Ethicaldigest

dr. Dante Saksono Herbuwono, SpPD-KEMD, PhD

Sejak masih kuliah dr. Dante Saksono Herbuwono, SpPD-KEMD, PhD, hobi olahraga khususnya lari. Ia pernah mengikuti event internasional di antaranya Berlin Marathon, Tokyo Marathon dan beberapa event lain, di dalam dan di luar negeri.

“Lari itu murah tapi menyenangkan,” jelasnya. Dari semua proses, yang paling menyenang adalah masa persiapan. “Bukan cuma saat race. Sejak jauh-jauh hari sebelumnya, kita sudah merencanakan mau ikut lomba yang mana lalu mempersiapkan diri. Kita rutin melakukan exercise dan menyiapkan segala sesuatunya agar hasilnya maksimal.” 

Untuk event lari marathon, dilakukan exercise lari jarak 10 km, meningkat 12 km  meningkat 15 km, meningkat lagi 18 km dan seterusnya hingga 38 km. “Target lari 38 km dicapai 1 bulan sebelum berlomba. Dari 38 km selanjutnya dilakukan maintenance run exercise. Jaraknya dikurangi dan 1 minggu sebelum event, exercise cukup 10 km.” Untuk mempersiapkan event lari, ia berlatih 3-4 kali seminggu di sela kesibukanya yang padat.

Keuntungan lain dari olahraga ini, “Saya belajar mengatasi diri sendiri.” Dalam event Diabetes Fun Run, di sela Annual Meeting of the European Association for the Study of Diabetes tahun 2012, ia ikut lomba lari 5 km.

Mungkin karena kurang persiapan, “Setelah lari rasanya seperti mau mati.” Ia temui teman-teman yang biasa lari dan secara bertahap belajar lari dari mereka. Ternyata, lari jarak pendek ada teorinya sendiri. Sebagai dokter ia cepat belajar tentang proses fisiologis, yang berkaitan dengan exercise. Saat mempersiapkan diri untuk lomba maraton beberapa waktu lalu, kakinya kram. Lewat buku-buku fisiologi, dia mencari tahu penyebabnya. Sejak itu, ia tak pernah lagi kram. Dan sekitar 2 tahun lalu bersama rekan, ia mendirikan komunitas Running Doctors, yang anggotanya para dokter yang hoby lari. Ia berharap, komunitas ini bisa berbagi ilmu kepada pencinta olahraga lari yang bukan dokter.