Ethicaldigest

Rekayasa Genetik Pacemaker

Jantung manusia terdiri dari 10 milyar kardiomiosit dan 10 ribu sel yang mencetuskan listrik secara spontan, dalam nodus sinoatrial (nodus SA). Bagi pasien dengan gangguan jantung yang mengalami gangguan pada nodus SA, pacemaker mampu mengubah hidup seseorang. Pacemaker telah menyelamatkan ribuan bahkan ratusan ribu nyawa. Saat ini, ada sekitar 3 juta orang di dunia yang setiap denyut jantungnya bergantung pada pacemaker. Untuk menggunakan pacemaker, perlu dilakukan operasi penanaman yang cukup besar. Andai ada pacemaker alami, sehingga tidak perlu lagi menanamkan alat elektronik ini di dalam tubuh.

Mimpi ini tampaknya akan segera terwujud. Saat ini peneliti dari Cedars-Sinai Heart Institute sedang mengembangkan metode pemacuan jantung tanpa menggunakan implan, yaitu dengan pemrograman ulang secara genetik. Dengan menggunakan adenovirus yang membawa faktor transkripsi Tbx18, kardiomiosit dapat diprogram ulang menjadi sel pacemaker yang disebut induced sino-atrial node (iSAN). Sel-sel iSAN ini memiliki morfologi dan berfungsi sama seperti sel yang terdapat dalam nodus SA yang normal.

Percobaan pada marmut menunjukkan, dengan transduksi Tbx18 secara in vivo, 9,2% sel kardiomiosit ventrikel yang mengalami transduksi akan menghasilkan cetusan listrik, serta memiliki morfologi yang sama seperti sel SA node. Ini dilakukan dengan menyuntikkan vektor gen ke dalam otot jantung secara langsung pada lokasi tertentu. Peneliti juga telah mencoba untuk memasukkan vektor secara minimal invasif melalui kateter.            

Rekayasa genetik nodus SA ini masih dalam penelitian dan pengembangan lebih lanjut. Diharapkan metode ini dapat menjadi solusi pengganti dari pacemaker yang ada sekarang.