Ethicaldigest

Ulkus Stress, Peran Iskemia Pada Kerusakan Mukosa

Ulkus stress merupakan kondisi yang terjadi ketika stress fisik menyebabkan kerusakan mukosa lambung. Kondisi ini tampak memiliki hubungan dengan kondisi iskemia yang terjadi pada mukosa gaster. Namun, untuk berkembang menjadi lesi mukosa dibutuhkan kadar asam lambung tinggi. Peran iskemik pada mukosa gaster, terlihat dari penurunan signifikan volume darah mukosa gaster pada pasien dengan penyakit kritis, dibanding kelompok kontrol.

Berbagai penelitian pada model tikus, memperlihatkan hubungan antara tekanan darah yang rendah dengan penurunan aliran darah pada mukosa gaster. Aliran darah mukosa, yang diukur dengan teknik klirens gas hidrogen di korpus, antrum dan duodenum tikus, menunjukkan hubungan linear yang signifikan antara aliran darah dengan tekanan darah rata-rata.

Aliran darah ke mukosa gaster dan usus dua belas jari, menurun secara progresif saat tekanan darah sistemik turun. Lesi mukosa gaster terjadi hanya setelah tekanan darah rerata, dan aliran darah mukosa menurun sampai kurang dari 40% nilai baseline.

Suatu model tikus dengan syok hemoragik dan mengalami cidera gaster menunjukkan, kerusakan mukosa hemoragik dapat terjadi meski kadar asam tidak tinggi. Selain itu, reperfusi setelah iskemia membuat cidera histologis menjadi lebih berat, dibandingkan  pasien yang hanya mengalami iskemia saja.

Tanpa adanya kadar asam yang tinggi di lambung, lesi pada mukosa gaster minimal, hanya 4% dari tubuh dan 3% daerah permukaan antrum. Tapi, pemberian asam intragastrik (0,1 mol/L HCl) secara mencolok dapat meningkatkan lesi sampai 53% dan 45% dari permukaan tubuh dan antral, secara berurutan.

Penelitian-penelitian ini menunjukkan, hipoperfusi splanik yang disertai tingginya kadar asam, menyebabkan kerusakan mukosa terkait stress. Pemberian obat yang dapat menekan asam lambung, dapat meminimalkan kerusakan tersebut. Hal ini menjadi dasar dari penggunaan obat anti asam, sebagai terapi profilaksis untuk cidera mukosa terkait stress.

Stress oksidatif

Dengan kondisi iskemik hipoksik, reactive oxygen species (ROS), seperti superoxide anions, hydrogen peroxide dan hydroxyl radicals, dihasilkan dengan cepat dan terus menerus. Stress oksidatif yang dihasilkan dari hipoksia dan iskemia pada mukosa gaster dan duodenal, terbukti menjadi elemen penting dalam perkembangan dan progresi nekrosis epithelial dan ulserasi mukosa.

Produksi ROS secara berlebih menyebabkan kerusakan oksidatif, termasuk peroksidasi lipid, oksidasi protein dan kerusakan DNA, yang dapat menyebabkan kematian sel. Terlebih, ROS dikenal dapat bekerja sebagai second messengers, untuk mengaktifkan diverse redox-sensitive signaling transduction cascades. Termasuk mitogen-activated protein kinases (MAPKs) dan faktor transkripsi downstream, seperti NF-kB dan AP-1. Jalur sinyal ini dan faktor-faktor transkripsi mengatur ekspresi sejumlah gen proinflamasi, dan menyebabkan keluarnya mediator kimia dan humoral dari inflamasi dan cidera jaringan.

p38 MAPK dianggap penting dalam menilai respon adaptif selular dan cell fate. Telah dibuktikan bahwa aktifasi p38 yang dimediasi ROS, berperan penting dalam patogenesis kerusakan inflamasi gaster, yang diinduksi stress pada model tikus yang mengalami stress fisik dan imobilisasi.

Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa produksi ROS, dapat menjadi pemicu cidera mukosa gaster yang diinduksi stress pada fase awal. Implikasi klinis dari temuan ini adalah pentingnya mengembalikan dan mempertahankan sirkulasi sistemik dan regional, serta oksigenisasi jaringan pada pasien berpenyakit berat atau kritis.

PERTAHANAN MUKOSA LAMBUNG