Ethicaldigest
pengobatan osteoartritis

Modalitas Terkini Pengobatan Osteoartritis Selain OAINS

Pengobatan psteoartritis terus mengalami perkembangan, seiring semakin berkembangnya pengetahuan mengenai perubahan yang terjadi pada rawan sendi. Dengan mengetahui peran setiap terapi pada rawan sendi, serta efeknya terhadap sel dan jaringan, diharapkan pengobatan osteoartritis menjadi semakin baik

Kortikosteroid intraartikuler

Terapi injeksi kortiksotroid intraartikuler merupakan terapi nyeri sendi paling popular, termasuk untuk osteoarthritis. Secara konsep, pemberian steroid intraartikuler bertujuan menekan peradangan pada artritis. Sehingga produksi bebagai mediator inflamasi dapat dihambat. Berbagai penelitian telah dilakukan sejak pertengahan abad 20, baik secara in vitro, in vivo maupun uji klinis untuk melihat pengaruh injeksi steroid intraartikuler pada rawan sendi.

Penelitian-peneliian antara 1950-1960-an memperlihatkan bukti adanya kerusakan sendi pasca penyuntikan steroid. Sehingga, kemudian, dikenal istilah corticosteroid arthropathy. Saat itu, pemberian steroid intraartikuler dilakukan dengan frekuensi yang sering dan dosis besar. Satu penelitian mencatat, pasien mendapat injeksi 900 mg hidrokortison intraartikuler selama 1 tahun. Saat itu dipikir bahwa steroid artikuler menyebabkan nyeri berkurang, sehingga pasien terus menggunakan steroid intraartikuler.

Kemudian muncul bukti bahwa kerusakan sendi akibat sterod terjadi, bukan semata-mata karena overuse sendi yang meradang. Studi pada binatang menunjukkan, steroid menghambat produksi kondroitin sulfat. Penelitian lain pada hewan menunjukkan, steroid intraartikuler menurunkan jumlah kondrosit dan menimbulkan fisura pada matriks rawan sendi.

Meski banyak penelitian menunjukkan efek negative steroid terhadap rawan sendi, banyak penelitian yang menunjukkan hasil positif. Satu penelitian pada model binatang anjing dengan osteoarthritis menunjukkan, steroid intraartikuler menurunkan ukuran osteofit, ekspresi penanda inflamasi dan memperbaiki gambaran hisologis rawan sendi.

Viskosplementasi hyaluronan

Injeksi hyaluronan intraartikuler atau viskosuplemen adalah terapi populer untuk osteoarthritis. Tujuan viskosuplemen adalah memperbaiki mekanika sendi karena efek reologi dan viskoelastsitasnya, serta memodulasi berbagai mediator kimiawi rawan sendi. Sebagian besar penelitan hyaluronan pada steoartritis menggunakan nyeri dan status fungsional sebagai outcomennya.

Penelitian-penelitan in vitro menunjukkan, hyaluronan menurunkan inflamasi sinovium, mencegah erosi rawan sendi dan meningkatkan produksi asam hyaluronan dalam sendi. Pada bidang non reumatologi, hyaluronan juga terbukti memperbaiki restorasi jaringan dan mengurangi jaringan parut. Berbagai penelitan preklinis, yaitu penelitan in vitro dan pada model hewan menunjukkan, hyaluronan menurunkan progresifitas osteoarthritis.

Satu penelitian pada model osteoarthritis kelinci dan domba menunjukkan peningkatan produksi kolagen, menekan inflamasi pada model osteartrhtis dan mencegah apoptosis kondrosit pada kelinci yang diberi injeksi hyaluronan intraartikuler. Satu penelitian menunjukkan pemberian hyaluronan intrartikuler menurunkan jumlah sel radang di sinovium, menurunkan vaskularisasi serta menurunkan skor histologis inflamasi dan meningkatkan produksi kolagen pada rawan sendi.

Glukosamin dan kondroitin

Kondroitin sulfat dan Glukosamin menjadi tatalaksana osteoarthritis yang sangat popular, karena dipasarkan secara bebas dalam kategori nutraseutikal. Kedua obat tersebut ditujukan untuk mengurangi nyeri. Dan, kini banyak diteliti kegunaannya sebagai obat disease modifying.

Pada model kelinci dengan osteoartris, Kondroitin meningkatkan sintesis asam hyaluronan. Kondroitin sulfat memiliki efek menghambat translokasi faktor transkripsi NF-κbeta. Kondroitin sulfat juga meningkatkan konsentrasi asam hyaluronan dan meningkatkan viskositas cairan sendi. Efek tersebut kemungkinan melalui ikatan Kondroitin dengan integrin, dan meningkatkan TGF-beta 1. Kondroitin sulfat juga menekan aktivasi Kondrosit, Sinoviosit, dan Osteoblas oleh IL-1, serta memodulasi efek anti inflamasi. Penelitian lain menunjukkan Kondroitin menurunkan ekspresi matriks metolproteinase dan meningkatkan produksi proteoglikan.

Beberapa penelitian klinis menyelidiki efek Kondroitin pada osteoarthritis. Tiga penelitian oleh Kahan dan kawan-kawan, Michael dan kawan-kawan serta Uebelhart dan kawan-kawan menunjukkan adanya efek struktural. Meta analisa oleh Richy dan kawan-kawan tahun 2003 menunjukkan, Kondroitin memiliki efek untuk nyeri tapi tidak untuk efek struktural. meta analisa oleh Hochberg tahun 2010 menunjukkan adanya sedikit efek Kondroitin, untuk menghambat penurunan lebar celah sendi.

Peran Glukosamin dalam tatalaksana osteoarthritis, awalnya dipikirkan karena Glukosamin dapat menjadi bahan sintesis Glikosaminoglikans oleh Kondrosit. Ternyata, efek positif Glukosamin cukup banyak. Ini terbukti dalam berbagai penelitian in vitro dan pada model binatang.

Seperti Kondroitin, Glukosamin memiliki efek mengurangi translokasi NF-κbeta pada kondroosit tikus maupun manusia. Glukosamin juga memiliki efek anti inflamasi, melalui peningkaan degradasi enzim COX-2 pada sel dan menurunkan produksi IL-1. Glukosamin juga terbukti menghambat ekspresi enzim degradasi natriks seperti agrekanase.

Pada rawan sendi osteoarthritis, Glukosamin meningkatkan produksi asam hyaluronan dan dapat masuk ke jalur biosintesis glikosaminoglikans. Pada Osteoblast, pemberian Glukosamin meningkatkan risiko osteoprotegerin RANKL, sehingga memiliki efek mencegah resopsi tulang. Efek tersebut makin kuat bila dikombinasi dengan Kondroitin.

Beberapa penelitian in vivo menunjukkan, Glukosamin menurunkan progresi dan derajat berat kerusakan rawan sendi pada model binatang osteoarthritis, dan menurunkan inflamasi sinovium. Berbagai temuan tersebut mendukung peran Glukosamin pada osteoarthritis. Tetapi, berbagai penelitian tersebut dilakukan pada kultur sel yang berbeda-beda, dengan preparat yang bervariasi (Glukosamin sulfat atau Hidroklorida).

Beberapa penelitian klinis memperlihatkan, Glukosiamin 1500mg/hari menunjukkan efek disease modifying. Meta analisa oleh McAlindon menunjukkan adanya bias publikasi pada studi mengenai Glukosamin dan Kondroitin. Satu meta analisa oleh Richy menunjukkan efek Glukosamin menghambat penyepitan ruang sedi. Namun meta anlisa oleh Endel dan kawan menunjukkan, Glukosamin tidak memberi efek pereda nyeri maupun efek struktural. Meta anlisa lain melaporkan, setelah pemakaian satu tahun tidak ada efek structural dari Glukosamin, tapi ada sedikit efek protektif setelah tiga tahun.

Obat anti osteoporosis

Berbagai sel tulang, seperti osteoblast dan osteoklas melepas banyak zat yang mempengaruhi kondrosit, juga sebaliknya. Selain itu, turn over tulang pada tulang subkondral dan terbentuknya kanal-kanal vaskularisasi dari tulang ke rawan sendi berhubungan dengan progresi kerusakan sendi. Dengan makin diketahui peran tulang sub kondral, saat ini beberapa obat anti  osteoporosis mulai digunakan untuk osteoartritis.

Pada model hewan tikus dengan osteoarthritis, Alendronat menurunkan kadar penanda degradasi kartilago dan juga menghambat terbentuknya osteofit. Penelitian lain pada binatang tikus menunjukkan, Pamidronat menunjukkan efek kondroprotektif. Tapi temuan tersebut berbeda dengan hasil penelitian menggunakan guinea pig.

Beberapa penelitian mengenai penggunaan Bisfosfonat, Risedrionat dan Aledronat menunjukkan peran Bisfosfonat dalam menghambat remodeling tulang subkondral dan memperbaiki gejala. Risedronat terbukti mengurangi kadar penanda degradasi rawan sendi dan resopsi tulang, serta memperbaiki keluhan yang dinilai dengan skor WOMAC. Meski demikian, ada penelitian menunjukkan yang bahwa Risedronat tidak memberi perbaikan structural, meskipun kadar penanda degradasi rawan sendi dapat ditekan.

Kalsitonin adalah obat osteoporosis yang bekerja dengan cara menekan resobsi tulang oleh osteoklas. Pada model binatang osteoartrtis, Kalsitonin oral menghambat degradasi kolagen, penipisan rawan sendi dan kerusakan tulang subkondral. Pada model binatang osteoarthritis, Kalsitonin intranasal menunjukkan efek yang sama. Kalsitonin intramuskuler dan intraartikuler juga terbukti mengurangi remodeling tulang subkondral dan menekan ekspresi penanda inflamasi di rawan sendi.

Obat Golongan OAINS: Perbedaan Efikasi dalam Pengobatan Osteoartritis