Pada 27 Agustus 2019 yang lalu, Pemprov DKI Jakarta bersama dengan Novo Nordisk menandatangani kesepakatan kerja sama tahapan Action Plan dari Program Cities Changing Diabetes (CCD). Sebelumnya, tanggal 24 Agustus 2018, Novo Nordisk menandatangani kerja sama tahap pertama dari program Cities Changing Diabetes (CCD) dengan Pemprov DKI Jakarta. Tahap pertama telah berhasil memetakan masalah pengelolaan diabetes di Jakarta.
“Program Cities Changing Diabetes (CCD) bertujuan untuk memetakan masalah, berbagi solusi dan mendorong tindakan nyata untuk melawan munculnya diabetes dan obesitas di Jakarta,” kata Morten Vaupel, VP & GM Novo Nordisk Indonesia. “Setelah satu tahun CCD berjalan, tahapan pemetaan sudah selesai dilakukan dan berhasil mengidentifikasi lima permasalahan utama dalam pengelolaan diabetes di Jakarta,” ujarnya.
Lima masalah utama pengelolaan diabetes di Jakarta tersebut adalah:
1. Jakarta merupakan kota dengan prevalensi diabetes tertinggi di Indonesia dengan jumlah yang terus meningkat namun masih tetap belum terdiagnosis secara maksimal.
2. Obesitas menjadi salah satu faktor tingginya angka diabetes di Jakarta.
3. Underdiagnosed disebabkan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai diabetes.
4. Fungsi FKTP (Puskesmas) dan POSBINDU sebagai gatekeeper untuk skrining DM masih belum optimal.
5. Tata laksana diabetes masih belum optimal – hanya 30% pasien diabetes yang mencapai target glikemik.
H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., Gubernur Jakarta mengatakan,”Dengan selesainya tahap pemetaan ini kita sudah dapat gambaran cukup jelas mengenai apa saja masalah utama dalam pengelolaan diabetes di Jakarta. Pemerintah DKI Jakarta dengan senang hati akan melanjutkan kerja sama dalam Program CCD ini ke tahap selanjutnya.” Anies yakin bahwa program ini dapat menjadi katalis untuk mempelajari penyakit diabetes, dan secara lanjut bisa menghasilkan regulasi terkait kesehatan khususnya diabetes.
Saat ini, masih banyak yang terlambat menyadari penyakit diabetes, bahkan 52% pasien diabetes sudah mengalami komplikasi saat terdiagnosa. Sedangkan hanya sekitar 30% pasien yang menjalani pengobatan dapat mencapai tingkat HbA1c kurang dari 7%, yaitu angka ideal dalam manajemen diabetes. “Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kesadaran publik mengenai penyakit ini. Selain itu, manajemen penyakit diabetes juga belum optimal, sehingga hanya sekitar 30% saja dari pasien diabetes yang bisa mencapai target glikemik,” jelas Dr. EmYunir, Sp.PD – KEMD, Ketua PERKENI Jaya.
Melihat kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai diabetes khususnya di perkotaan, Novo Nordisk didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Kedutaan Besar Denmark akan meluncurkan sebuah Briefing Book yang berisi informasi mengenai diabetes di Jakarta serta hasil dari tahapan pemetaan Program CCD di Jakarta. Briefing Book ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit diabetes dan manajemennya, khususnya di daerah perkotaan.
H.E. Rasmus Abildgaard Kristensen, Duta Besar Denmark di Indonesia mengatakan, “Untuk menekan prevalensi penyakit diabetes di Indonesia diperlukan sinergi dari semua pihak baik itu publik maupun swasta. Kami merasa bangga dapat ikut berperan serta dalam kegiatan ini.” “Diharapkan buku ini dapat memberikan informasi yang komprehensif mengenai diabetes di Indonesia dan Jakarta mengajak masyarakat untuk turut serta mengambil tindakan memerangi diabetes dengan gaya hidup yang lebih sehat, tambahnya.”
Sejak tahun 2014, Novo Nordisk, Steno Diabetes Center Copenhagen, dan Universitas London College meluncurkan program Cities Changing Diabetes (CCD) untuk menggiatkan perjuangan global melawan diabetes di perkotaan. Hingga saat ini, program CCD sudah diinisiasi di 16 kota di seluruh dunia, dan Jakarta akan menjadi kota yang ke-17. Program ini disusun untuk memahami faktor pendorong di balik meningkatnya diabetes di daerah perkotaan, dan untuk berbagi pengetahuan tersebut dan menerapkannya pada solusi dunia nyata dengan tujuan global untuk menekan pertumbuhan angka masyarakat yang hidup dengan diabetes.