Ethicaldigest

Oksitoksin Bukan Terbaik untuk PPH

Perdarahan postpartum (PPH) didefinisikan seba­gai keluarnya darah ibu 500 mL atau lebih, dalam 24 jam setelah melahirkan dan men­ja­di penyebab utama kematian ibu di seluruh dunia. Organi­sasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan pengo­bat­an dengan oksitosin, untuk me­ngurangi risiko perdarahan postpartum yang berlebihan. Tetapi, meta-analisis baru menunjukkan bahwa rejimen obat lain mungkin lebih efektif.

Meta-analisis meliputi data lebih dari 88.000 wanita. Ergometrine plus oxytocin, mono­te­rapi carbetocin, atau miso­pro­s­tol plus oksitosin, semua­nya terkait dengan penurunan risiko untuk PPH dibanding dengan oksitosin saja. Ini menurut laporan Ioannis D. Gallos, MD, dan rekan dari  Pusat Nasional Tommy untuk Penelitian Keguguran, Institut Metabolisme dan Penelitian Sistem, Universitas Birmingham , Inggris. Temuan mereka dipublikasikan online 25 April 2018,di Cochrane Database of Systemic Reviews.

Namun, analisis ini tidak me­masukkan hasil dari dua pe­nelitian kunci yang sedang ber­langsung, pada saat temu­an ini dipublikasikan. Para pe­nu­lis menambahkan, “Kedua pe­nelitian itu diharapkan bisa me­laporkan hasilnya pada 2018. Hasil ini akan dimasuk­kan ketika tinjauan ini diperbarui.”

Juga, sebagian besar bukti berkualitas sedang hingga sangat rendah. Hanya satu kelompok penelitian yang berkualitas tinggi.

“PPH menyumbang hing­ga sepertiga dari 303.000 ke­ma­tian ibu postpartum yang ter­jadi tahun 2015. Sebagian besar di negara-negara ber­peng­­hasilan rendah dan me­ne­ngah,” tulis Gallos dan rekan­­nya. Bahkan ketika sela­mat, pasien ini sering membu­tuhkan histerektomi, transfusi darah dan perawatan tam­bahan, yang dapat membebani sum­ber daya yang terbatas di ne­gara-negara itu.

Sebanyak 75 persen kasus PPH hasil dari atonia uteri, atau kegagalan rahim berkon­trak­si setelah melahirkan. Un­tuk mencegah hal ini dan me­nu­runkan risiko PPH, agen ute­rotonik direkomendasikan sebagai bagian dari mana­je­men aktif tahap ketiga persa­lin­an, untuk mempromosikan kon­traksi uterus

Saat ini, oksitosin paling banyak digunakan dari bebe­ra­pa agen uterotonik dan me­ru­pakan salah satu yang dire­ko­mendasikan WHO. Meski begitu, “Masih bisa diperde­bat­kan, obat mana yang ter­baik,” penulis menjelaskan. Tu­juan mereka dalam ulasan ini adalah, untuk mengetahui obat mana yang paling efektif dalam mencegah perdarahan berlebihan saat melahirkan, dan memiliki efek samping yang paling sedikit. “Kami me­ngum­pulkan dan menganalisis se­mua studi yang relevan, un­tuk menjawab pertanyaan ini.”

Meta-analisis ini meli­bat­kan 140 penelitian perbanding­an terkontrol acak, atau pene­litian cluster efektivitas atau efek samping dari agen utero­tonika. Sebagian besar uji co­ba dilakukan di rumah sakit, pa­da wanita yang menjalani per­salinan per vaginam, pada usia kehamilan lebih dari 37 minggu. Para penulis meng­ingat­kan, risiko bisa tidak pas­ti sebagai akibat dari desain stu­di yang buruk, terutama da­lam penelitian carbetocin.

Gallos dan rekan menemu­kan, sekitar 10,5% wanita yang dio­bati dengan oksitosin saja me­ngalami PPH terkait dengan kehilangan darah 500 mL atau lebih, dibandingkan dengan 7,2%, 7,6%, dan 7,7% wanita yang diobati dengan ergome­tri­ne plus oksitosin, carbe­tocin sa­ja, atau misoprostol plus oksitosin.

Dibanding oksitosin, rasio risiko (RR) untuk  perdarahan 500 mL atau lebih terkait de­ngan ergometrine plus oxytocin adalah 0,69 (95% interval kepercayaan [CI], 0,57 – 0,83). Carbetocin memiliki RR 0,72 (95% CI, 0,52 – 1,00), dan mi­so­prostol plus oksitosin, 0,73 (95% CI, 0,60 – 0,90). Bukti yang mendukung studi ini ber­kisar dari kualitas sedang hing­ga sangat rendah.

Dalam analisis serupa, pe­ngobatan mencegah PPH dari 1000 mL atau lebih, ergome­trine plus oxytocin dikaitkan de­ngan RR 0,77 (95% CI, 0,61 – 0,95); carbetocin 0,70 (95% CI, 0,38 – 1,28); dan misopros­tol plus oksitosin, 0,90 (95% CI, 0,72 – 1,14), dibandingkan dengan oksitosin saja. Bukti er­go­metrine plus oxytocin ber­kualitas tinggi. Sedangkan untuk penelitian lain, berkisar kualitas sedang hingga rendah. Namun, kombinasi ergometrine-oksitosin juga dikait­kan dengan risiko lebih tinggi untuk muntah, dibanding oksi­tosin (RR, 3.10; 95% CI, 2.11 – 4.56; bukti berkualitas tinggi) dan hipertensi (RR, 1.77; 95% CI, 0,55 – 5.66; bukti kualitas ren­dah), dan misoprostol-oksi­tosin membawa risiko lebih ting­gi untuk demam (RR, 3.18; 95% CI, 2.22 – 4.55; bukti kualitas sedang).