Ethicaldigest

Penurunan Serotonin Indikasi Awal Parkinson

Para ilmuwan di King’s College London telah mengidentifikasi tanda-tanda awal penyakit Parkinson hingga 20 tahun sebelum gejala muncul. Temuan ini berlawanan dengan apa yang sejauh ini dipahami tentang penyakit ini dan bisa mengarah pada penggunaan alat skrining baru untuk mengidentifikasi pasien berisiko tinggi, serta pendekatan pengobatan yang baru.

Pemindaian otak pada pasien berisiko tinggi menunjukkan hilangnya fungsi serotonin sebelum gangguan gerak berkembang. Sistem serotonin mengatur suasana hati, tidur dan gerakan.

Parkinson adalah kondisi neurologis paling umum kedua dan mempengaruhi sekitar 145.000 orang di Inggris. Gejala utama adalah masalah gerakan seperti gemetar dan tremor, gangguan kognitif, depresi, dan sulit tidur. Penyakit ini diketahui sudah menetap di otak jauh sebelum gejala muncul dan diagnosis dibuat.

Selama ini diketahui bahwa Parkinson berhubungan dengan penurunan kadar dopamin di otak. Meski tidak ada obat untuk penyakit ini, perawatan saat ini difokuskan pada mengendalikan gejala dengan mengembalikan kadar dopamin. Namun, penelitian terbaru ini menunjukkan bahwa perubahan neurotransmitter serotonin terjadi lebih awal. Perubahan-perubahan ini dapat berfungsi sebagai sinyal peringatan dini yang penting bahwa seseorang berisiko terkena Parkinson.

Transporter serotonin adalah yang pertama berubah

Dalam penelitian ini, Politis dan kawan-kawannya memindai otak 14 orang berusia 20-an dan 30-an yang memiliki kelainan genetik langka, yang berarti mereka hampir pasti akan mengalami Parkinson begitu mereka mencapai akhir empat puluhan atau lima puluhan.

Penyakit Parkinson ditandai oleh penumpukan protein α-synuclein di otak. Meski penyebab akumulasi protein ini tidak jelas, pada sebagian kasus mutasi genetik diketahui menyebabkan Penyakit ini.

Subjek, yang semuanya berasal dari desa-desa terpencil di Yunani dan Italia, memiliki mutasi titik dominan autosom A53T yang jarang pada gen α-synuclein (SNCA). Mutasi SNCA berasal dari desa-desa yang terletak di Peloponnese utara di Yunani dan juga ditemukan pada orang yang pindah ke daerah terdekat di Italia.

Setengah dari subyek telah didiagnosis Parkinson, sementara separuh lainnya belum menunjukkan gejala apa pun. Ini membuat kelompok tersebut sempurna untuk dianalisa mengenai bagaimana penyakit berkembang.

“Karena adanya perubahan neurokimia dalam sistem serotonergik dan berhubungan dengan gejala penyakit Parkinson, kami berhipotesis bahwa pembawa mutasi A53T SNCA mungkin mengalami kelainan pada sistem neurotransmitter serotonergik sebelum terdiagnosa Parkinson, dan bahwa patologi ini mungkin bsa jadikan parameter beban Parkinson, ”tulis tim dalam jurnal Lancet Neurology.

Setelah menerbangkan 14 partisipan ke London untuk pencitraan otak dan penilaian klinis, Politis dan tim membandingkan data subyek dengan 65 pasien dengan penyakit Parkinson yang bukan disebabkan genetik dan 25 orang sehat.

Mereka menemukan bahwa orang-orang yang ditakdirkan mengalami Parkinson telah mengalami penurunan serotonin secara tajam. Sistem serotonin mulai tidak berfungsi pada subjek dengan gejala Parkinson jauh sebelum gejala seperti gangguan gerak muncul dan sebelum kelainan pada sistem dopamin muncul.

“Temuan kami memberikan bukti bahwa pencitraan molekuler transporter serotonin dapat digunakan untuk memvisualisasikan patologi premotor penyakit Parkinson in vivo,” tulis tim.