Ethicaldigest

Infeksi Oportunistik Pasien HIV/AIDS 2

Infeksi Oportunistik

Dalam tubuh terdapat banyak kuman—bakteri, protozoa (binatang bersel satu), jamur dan virus. Sistem kekebalan yang sehat, mampu mengendalikan kuman ini. Bila sistem kekebalan dilemahkan oleh penyakit HIV atau beberapa obat, kuman mungkin tidak terkendali dan menyebabkan masalah kesehatan. Infeksi yang menyerang saat sistim kekebalan lemah, disebut “oportunistik”.

Tes untuk infeksi oportunistik

Pasien dapat terinfeksi IO, dan “dites positif” untuk IO walau pun pasien tidak mengalami suatu penyakit. Misalnya, hampir setiap orang dengan HIV jika dites untuk virus sitomegalia (cytomegalovirus atau CMV) ternyata positif. Tetapi penyakit CMV sangat jarang berkembang kecuali jumlah CD4 turun di bawah 50, yang merupakan tanda kerusakan berat terhadap sistem kekebalan.

Untuk mendiagnosa apakah pasien terinfeksi IO, pasien dapat menjalani tes antigen (potongan kuman yang menyebabkan IO) atau antibodi (protein yang dibuat sistem kekebalan untuk memerangi antigen). Jika ditemukan antigen, berarti pasien terinfeksi. Jika ditemukan antibodi berarti pasien pernah terpajan infeksi. Atau pasien mungkin pernah  diberi imunisasi atau vaksinasi terhadap suatu infeksi tersebut, atau sistem kekebalan mungkin “memberantas” infeksi dari tubuh.

Pada tahun-tahun pertama epidemi AIDS, IO menyebabkan banyak kesakitan dan kematian. Namun, setelah ada terapi antiretroviral (ART), lebih sedikit yang mengalami penyakit karena IO. Tidak jelas, berapa banyak orang dengan HIV akan jatuh sakit dengan IO tertentu. Pada perempuan, penyakit pada vagina dapat menjadi tanda awal infeksi HIV. Masalah ini, antara lain, termasuk penyakit radang panggul dan vaginosis bakteri.

Infeksi oportunistik paling umum pada penderita HIV/AIDS, adalah sebagai berikut:

  • Kandidiasis  (thrush) adalah infeksi jamur pada mulut, tenggorokan, atau vagina. Infeksi ini dapat terjadi pada CD 4 yang agak tinggi.
  • Virus sitomegalia (CMV) adalah infeksi virus yang menyebabkan penyakit mata, yang dapat menimbulkan kebutaan. Dapat terjadi pada CD 4 kurang dari 50.
  • Dua macam  virus herpes simpleks dapat menyebabkan herpes pada mulut atau kelamin. Ini adalah infeksi yang agak umum, tetapi jika kita terinfeksi HIV, perjangkitannya dapat jauh lebih sering dan lebih berat. Penyakit ini dapat terjadi pada jumlah CD4 berapa pun.
  • Malaria  adalah umum di beberapa daerah di Indonesia. Penyakit ini lebih umum dan lebih berat pada orang yang terinfeksi HIV.
  • Mycobacterium avium complex (MAC atau MAI) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebabkan demam kambuhan, rasa sakit yang umum, masalah pada pencernaan, dan kehilangan berat badan yang parah. Infeksi ini dapat terjadi pada CD4 di bawah 75.
  • Pneumonia  Pneumocystis  (PCP) adalah infeksi jamur yang dapat menyebabkan pneumonia (radang paru) berbahaya. Infeksi ini dapat terjadi pada CD4 di bawah 200. Sayangnya, IO ini juga banyak terjadi pada orang biasa, sehingga banyak penderita tidak menyadari dirinya mengidap HIV.
  • Toksoplasmosis (tokso) adalah infeksi otak oleh semacam protozoa. Infeksi ini bisa terjadi pada CD4 di bawah 100.
  • Tuberkulosis  (TB) adalah infeksi bakteri yang menyerang paru, dan dapat menyebabkan meningitis (radang selaput otak). Setiap orang dengan HIV yang dites positif terpajan TB, sebaiknya segera diobati.

Pencegahan

Menurut dr. Taguh H Karyadi, Sp.PD-KPTI, kualitas hidup dan harapan hidup penderita HIV/AIDS telah meningkat secara signifikan, berkat kemajuan dalam tatalaksana infeksi oportunistik, yang terdiri dari profilaksis  dan terapi infeksi akut.

“Terapi antiretroviral terbukti menurunkan infeksi oportunistik pada pasien HIV. Kita semua tahu, infeksi oportunistik adalah faktor utama penyebab mortalitas dan morbiditas pasien HIV,” kata dr. Teguh.

Infeksi Oportunistik Pasien HIV/AIDS