Ethicaldigest
karyawan bank ken COVID

Karyawan Bank Kena COVID-19, Transaksi Uang Tunai Penyebabnya?

Beberapa karyawan bank kena COVID 19. WHO menjelaskan bahwa bukan uang tunainya yang menyebabkan penyakit. Tapi kesadaran cuci tangan yang harus ditingkatkan

Satu karyawan PT BNI (Persero) terkonfirmasi terinfeksi virus corona. Sebelumnya, satu karyawan Bank CIMB Niaga dan satu karyawan Bank Mandiri juga positif Covid-19. Ini menambah jumlah orang yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Indonesia, yang telah mencapai 134 orang per 17 Maret 2020.

Dari kasus karyawan bank kena COVID 19 ini muncul pertanyaan, mungkinkan virus corona menular lewat uang? Sebagaimana diketahui bahwa uang tunai dihinggapi banyak kuman. Penelitian menunjukkan  bahwa uang kertas dapat mengandung bakteri dan virus. Sehingga berpotensi menyebarkan penyakit. Terlebih uang kertas bisa berumur empat sampai 15 tahun. Artinya, ada banyak kuman berkumpul di sana.

Meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendorong masyarakat menggunakan pembayaran non tunai, juru bicara WHO mengatakan pada CNBC bahwa organisasi ini belum mengeluarkan pernyataan atau peringatan mengenai penggunaan uang tunai. Namun, WHO menekankan bahwa masyarakat harus cuci tangan, termasuk setelah memegang uang, terutama jika akan makan atau menyentuh makanan.

“COVID-19 tidak menular dengan menembus kulit tangan,” terang Michael Knight, asisten profesor di George Washington School of Medicine and Health Sciences, sebagaimana dilansir CNBC. “terkena virus corona, atau virus respirasi lain, seperti influenza, di tangan hanya akan menyebabkan infeksi jika virus masuk kedalam mulut, hidung atau mata,” katanya.

Sementara dilansir dari Euronews, Senin (16/3/2020), para ahli mengatakan kalau kecil kemungkinan virus corona bisa menyebar lewat uang kertas yang berpindah tangan saat transaksi.  Sebab, sebagian besar kasus penularan disebabkan melalui kontak langsung, bukan dari benda yang disentuh. Meski uang kertas dilaporkan menjadi media penyebaran wabah.

Sementara itu, Amesh Adalja dari Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins University Amerika Serikat (AS) menjelaskan, uang kertas bukan sumber utama. Oleh karena itu, orang tidak perlu khawatir terinfeksi setelah memegang uang. “Ini (corona) adalah virus pernapasan. Sehingga penyebaran utama melalui batuk dan bersin atau percikan air liur dari tubuh, ” jelas Adalja.

Pada Februari lalu, pemerintah Cina menginstruksikan bank-bank untuk melakukan sterilisasi uang kertas sebelum dikeluarkan. Di Iran, pemerintah mendorong masyarakat menghindari penggunaan uang kertas dan membayar transaksis secara nontunai. Sementara Bank of Korea (BOK) melakukan karantina pada uang kertas selama dua minggu untuk menghilangkan potensi virus corona.

BOK membakar sebagian uang yang terkumpul atau memanaskannya dalam suhu ruangan tinggi sebelum kembali diedarkan. Proses pemanasan uang kertas oleh BOK dilakukan di dalam ruang yang bersuhu hingga 150 derajat celcius selama tiga detik, sebelum kemudian dipindahkan ke tempat penyimpanan dalam suhu ruangan 42 derajat celcius. Uang yang telah melalui proses pemanasan baru bisa dikemas untuk kemudian bisa beredar kembali.