Ethicaldigest

Risiko VTE pada Lansia

Banyaknya faktor risiko pada lansia membuat VTE sering terjadi. Tanpa pengobatan, risiko morbiditas dan mortalitas tinggi.

Risiko venous thromboembolism meningkat pada pasien lanjut usia (lansia), yang menjalani rawat inap dan unambulatori (menjalani tirah baring dalam waktu lama). Pada pasien operasi, VTE merupakan komplikasi utama dari operasi besar, yang terjadi pada 19% pasien sebelum usia 60 tahun, pada 36% di atas 60 tahun dan pada  65% di atas 70 tahun tanpa terapi profilaksis.

Angka mortalitas untuk VTE akut pada orang lanjut usia (lansia) meningkat. Dalam penelitian Anderson dan kawan-kawan, 16% pasien berusia di atas 80 tahun meninggal lebih awal setelah terdiagnosis VTE, dibanding 2% sebelum 40 tahun. Usia lanjut juga berisiko lebih tinggi mengalami embolisme paru simtomatis.

Pada pasien di atas 70 tahun, embolisme paru adalah manifestasi VTE pada 70% kasus, sementara pada yang berusia di bawah 70 tahun hanya 55%. Emboli paru adalah bekuan darah yang lepas dari pembuluh darah yang mengalami thrombosis, masuk ke jantung dan nyangkut di paru. ”Ini bisa fatal, tergantung sumbatannya, apakah di arteri besar atau kecil,” kata Prof. Dr. dr. Karmel L. Tambunan, Sp.PD-KHOM. Kalau di arteri besar, akan lebih berbahaya dan biasanya kalau tidak segera ditolong kesempatannya 50-50.

Proses awal dari terjadinya thrombosis vena, adalah terbentuknya adhesi platelet. Cidera endotel vaskuler menyebabkan serangkaian proses yang menyebabkan adhesi platelet dan pembentukan thrombus. Adhesi platelet dan agregasi platelet, distimulasi oleh suatu komponen sel endotel, kemungkinan besar senyawa yang kita kenal sebagai amorphous electron-dense substance, yang terpapar oleh cidera sel endotel. Pelepasan senyawa ini ditingkatkan oleh aktivitas kaskade koagulase intrinsik, dan dihambat oleh agen antiagregasi, thrombolitik dan antikoagulan.

Aktivasi platelet menginduksi pelepasan proagregasi platelet, thromboxane A2 dan serotonin, menyebabkan rekruitmen agresif platelet dalam sirkulasi darah untuk membentuk  hemostatic plug. Thromboxane A2 dan serotonin juga menyebabkan vasokontriksi lokal. Posfolipid membran platelet yang terpapar mengkatalis aktivasi faktor X dan pembentukan thrombin secara lokal (endothelial). Thrombin sendiri adalah proagregan yang sangat kuat.

Faktor Risiko VTE

Risiko terjadinya VTE meningkat secara signifikan, setelah usia 50 tahun. Selain usia, faktor risiko utama lainnya adalah trauma, imobilisasi dan operasi. Anti estrogen tamoxifen juga meningkatkan risiko VTE. Individu dengan faktor risiko turunan, VTE biasanya muncul sebelum usia 40 tahun, meski kadang VTE episode pertama terjadi pada pasien dengan factor V Leiden setelah penggantian tulang pinggul pada usia 65 tahun.

Turner-Biscossi mengidentifikasi faktor risiko primer dan sekunder untuk VTE (tabel 1). Adanya satu faktor risiko primer, mengindikasikan perlunya dilakukan profilasis VTE. Satu faktor risiko sekunder saja tidak cukup, untuk menegakkan perlunya terapi profilaksis. Pada beberapa kasus, di mana seseorang mudah mengalami thrombosis atau kondisi yang dikenal sebagai thrombifilia, Turner-Biscossi menganjurkan untuk memberikan profilaksis dalam situasi apa pun.