Ethicaldigest

Probiotik Tingkatkan Efektivitas Eradikasi H. pylori

Suplementasi probiotik pada infeksi H. pylori bisa meningkatkan efektivitas eradikasi, dan mengurangi efek samping antibiotik, seperti mual, muntah dan diare.

Infeksi Helicobacter pylori lazim dijumpai di negara berkembang, seperti Indonesia. Dari tahun ke tahun, di Indonesia infeksi ini terus megalami penurunan. Namun, Dr. dr. H Murdani Abdullah, SpPD-KGEH, mengatakan, “Jika tidak terus ditangani, infeksi ini dapat berdampak serius pada kesehatan masyarakat dan  individual, karena komplikasi yang dapat muncul misalnya gastritis kronis dan kanker lambung.”

Terapi lini pertama untuk H. pylori, selalu melibatkan antibiotik. Sayangnya, menurut Dr. dr. Murdani, dengan makin banyaknya penggunaan antibiotik, resistensi semaikin meningkat. Akibatnya, antibiotik tidak lagi dapat digunakan untuk mengeradikasi H. pylori. Data menunjukkan, metronidazol resistensinya mencapai 26,7%, claritomisin 17,2%, levofloxsasin 16,2%, amoxicillin 11,2%, dan tetrasiclin 5,9%.

 Terapi lini pertama untuk eradikasi H pylori adalah menggunakan PAC (PPI, amoxicillin, clarithromycin), dan menggunakan PMC (PPI, Metronidazole, Clarithromycin), dengan interval pemberian minimal 10 hari. Sayangnya, randomized control trial di beberapa tempat di dunia menunjukkan, terapi lini pertama ini juga memberikan hasil yang buruk.

“Lini pertama untuk eradikasi H pylori, hasilnya sudah di bawah 80%. Di Eropa, terapi ini sudah tidak digunakan lagi,” jelas dr. H Ali Djumhana, SpPD-KGEH dari Divisi Gastroenterologi dan Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Hasan Sadikin/FK Unpad, Bandung. American College of gastroenterology juga menyatakan bahwa eradikasi H. pylori menggunakan lini pertama sudah tidak baik lagi.

Pilihan selanjutnya adalah terapi lini kedua, menggunakan Levofloxacin base. “Sayangnya, setelah levo banyak digunakan di bidang pulmonologi, resistensinya ditemukan dan angkanya terus meningkat,” katanya. Perlu alternatif terapi lain untuk eradikasi H pylori. Salah satunya dengan cultur guided therapy, tapi hal ini susah dilakukan. Sedangkan terapi menggunakan high dose dual PPI, masih berupa penelitian empiric. Demikian juga dengan Furazolidone quadruple terapi.

Suplementasi Probiotik untuk Eradikasi H. pylori

Menurut Prof. Dr. dr. Marcellus Simadibrata SpPD-KGEH, dari beberapa penelitian yang ada, suplementasi probiotik pada infeksi H. pylori ternyata bisa meningkatkan pencaian eradikasi. Serta mampu mengurangi efek samping dari penggunaan antibiotik yang diberikan pada pasien. Yang paling baik adalah probiotik hidup, seperti rillus yang merupakan singel probiotik hidup yang berisi lactobacillus reuteri. Dengan dosis pemberian probiotik yang semakin tinggi ternyata hasilnya juga semakin baik. Seperti dalam hal mengurangi infeksinya yang lebih banyak.

Dalam penelitian oleh Mukai dan kawan-kawan tahun 2002, lactobacillus reuteri mampu menghambat adesi atau infeksi dari H. pylori yaitu dengan menghambat glikolipid H. pylori, sehingga kuman ini tidak bisa menempel dan tidak terlalu pathogen. Jadi, bisa digunakan sebagai suplementasi pengobatan infeksi H. pylori.

Penelitian lain oleh Imase dan kawan-kawan, membandingkan antara plasebo dan Lactobacillus reuteri dalam 4 minggu. Diketahui, laktobasilus reuteri bisa menurunkan infeksi H. pylori dengan cara menurunkan ureum blood test (UBT) secara signifikan, sebanyak 70% dibanding plasebo.

Saggioro dan kawan-kawan dalam penelitiannya membandingkan antara kelompok L reuteri + Omeprazole, dengan kelompok yang hanya mendapat Omeprazole selama 30 hari. Diketahui, pada kelompok yang mendapat Laktobasilus reuteri memiliki total eradikasi yang jauh lebih banyak, yaitu sebesar 60%, dibanding kelompok yang tidak mendapat L reuteri yang 0%.

Ojetti dan kawan-kawan juga membandingkan manfaat pemberian L reuteri, dalam mengeradikasi infeksi H pylori pada pasien yang menggunakan terapi lini kedua levofloxacin base (Esomeprazole, Levofloxacin, Amoxicillin). Kelompok pertama diberi L reuteri, dan kelompok lain tidak. Hanya diberi Levofloxacin base. Ternyata, pada kelompok pertama terjadi perbaikan eradikasi H pylori sebesar 80%, dan pada kelompok yang tidak menggunakan Laktobasilus reuteri eradikasinya 62%. “Sangat berbeda bermaka,” ujar Prof. Marcel. Keluhan-keluhan seperti nausea dan diare juga berkurang, pada kelompok yang mendapat L. reuteri.

Dapat disimpulkan, mikrobiota usus berperan penting dalam kesehatan manusia. Pemberian probiotik memiliki manfaat untuk pengobatan H. pylori, dalam hal mengurangi densitas kolonisasi, mengurangi inflamasi dan efek samping antibiotik. Probiotik juga penting untuk pengobatan dan pencegahan penyakit gastro intestinal, termasuk untuk pencegahan dan pengobatan infeksi H. pylori.