Ethicaldigest
pneumonektomi

Pneumonektomi, Teknik Baru yang Minim Rasa Sakit

Pneumonektomi umumnya dilakukan dengan sayatan terbuka. Teknik baru memungkinkan dokter bedah mengambil jaringan paru melalui sayatan kecil.

Baru-baru ini, seorang pria berusia 74 tahun dengan kanker paru-paru stadium menjadi pasien pertama di dunia yang menjalani pengangkatan seluruh organ paru-paru melalui sayatan kecil di perut, dalam satu percobangan dalam rangka mengembangkan satu teknik baru di sebuah rumah sakit di Inggris.

Giuseppe Arese, MD, PhD, dari Rumah Sakit Royal Papworth, Cambridge, Inggris, dan rekan-rekannya melakukan pneumonektomi subxifoid non-intubasi pada bulan November 2019. Hasilnya baru diumumkan minggu ini.

Selama operasi yang berlangsung 3 jam—kira-kira setengah dari waktu yang biasanya diperlukan untuk operasi dada—tim membuat sayatan sepanjang 5 cm antara otot-otot perut untuk menghindari saraf interkostal.

Paru diangkat melalui lubang hasil sayatan, dipandu oleh kamera yang dimasukkan ke dalam rongga dadanya. Jaringan paru dikompresi masuk kedalam sebuah kantong yang mirip dengan jaring ikan.

Selama operasi, ahli anestesi mengupayakan agar pasien bisa bernafas spontan campuran gas, yang terdiri dari oksigen, udara dan sevoflurane. Ini berarti, pasien terhindar dari intubasi dan penggunaan opioid, dan akibatnya mengurangi risiko komplikasi pernapasan.

Dalam sebuah pernyataan, Arese mengatakan, “Pasien ini memiliki dua tumor di paru kanannya; satu di antara dua lobus dan lainnya di lobus atas. Satu-satunya pilihan kami untuk mencapai reseksi lengkap adalah dengan melakukan pneumonektomi. “

Dia menjelaskan bahwa pendekatan subxiphoid “memiliki manfaat mengurangi dampak operasi.” Dikombinasikan dengan teknik anastesi yang dilakukan, dampaknya lebih jauh bisa berkurang. Hasil akhirnya, proses pemulihan akan lebih cepat dan lebih aman.

Richard Page, MD, ChM, presiden Society for Cardiothoracic Surgery, London, Inggris, mengatakan bahwa teknik ini akan meluas dan “akan menemukan tempatnya di dalam bedah dada.”

“Masalah dengan melakukan sayatan dan masuk melalui antara tulang rusuk adalah bahwa ada banyak saraf di sana. Ini sensitif,” jelasnya.

“Ketika Anda membuat luka di antara tulang rusuk, bahkan jika hanya luka kecil, Anda membuat memar saraf yang ada di sana. Itu mengapa akan timbul lebih banyak rasa sakit dari sayatan dada daripada bagian tubuh lainnya.”