Ethicaldigest
koronavirus wuhan

Koronavirus Baru Dari Cina, WHO: Semua Negara Bersiap Hadapi Wabah

Koronavirus Baru dari Cina menjadi perbincangan ahli kesehatan dunia. Satu virus baru, yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Cina, mengkhawatirkan ahli kesehatan dunia. Jumlah orang yang terinfeksi meningkat tiga kali lipat selama pekan terakhir, dengan penyebarannya bermula dari Wuhan ke kota-kota besar lainnya.

Sekarang ada lebih dari 200 kasus di Cina. Meski sebagian besar kasus ada di Wuhan, beberapa kota lain yang terkena adalah Beijing, Shanghai dan Shenzhen. Dan, sejauh ini sudah ada 3 orang tewas. Virus ini juga telah menyebar ke luar Cina, yaitu Jepang, Thailand dan Korea Selatan.

Wabah ini telah mengingatkan kita tentang wabah virus SARS—juga coronavirus—yang menewaskan 774 orang di awal tahun 2000-an di puluhan negara, sebagian besar Asia. Analisa kode genetik virus menunjukkan bahwa koronavirus baru dari cina ini lebih erat hubungannya dengan SARS daripada koronavirus lainnya pada manusia.

Kenaikan tajam terjadi ketika jutaan orang Tiongkok bersiap untuk melakukan perjalanan untuk liburan Tahun Baru Imlek. Para ahli di Inggris mengatakan kepada BBC bahwa jumlah orang yang terinfeksi masih jauh lebih besar dari angka resmi, dengan perkiraan mendekati 1.700.

Apa yang kita ketahui mengenai virus ini

  • 2019-nCoV, sebagaimana virus baru ini dinamai, dipahami sebagai koronavirus jenis baru yang sebelumnya belum teridentifikasi pada manusia.
  • Koronavirus adalah famili virus yang luas, tetapi hanya enam (virus baru ini membuatnya menjadi tujuh) yang diketahui menginfeksi orang.
  • Para ilmuwan percaya bahwa hewan adalah sumber infeksi, tetapi juga terjadi penularan dari manusia ke manusia.
  • Tanda-tanda infeksi mencakup gejala pernapasan, demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernafas.
  • Orang-orang disarankan untuk menghindari kontak “tanpa perlindungan” dengan hewan hidup, memasak daging dan telur dengan saksama, dan menghindari kontak dengan siapa pun yang mengalami gejala flu atau menyerupai flu

Pihak berwenang di Wuhan, sebuah kota di Cina berpenduduk 11 juta jiwa yang menjadi pusat wabah, pada hari Senin mengatakan bahwa ada 136 kasus baru yang telah terkonfirmasi pada akhir pekan, dan tiga orang telah meninggal akibat virus ini. Minggu sebelumnya, hanya ada 62 kasus yang dikonfirmasi di kota.

Hingga Minggu malam, para pejabat mengatakan 170 orang di Wuhan masih dirawat di rumah sakit, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis.

Beijing juga mengkonfirmasi kasus pertamanya, dengan lima orang terinfeksi. Shanghai mengkonfirmasi kasus pertamanya pada hari Senin – seorang wanita berusia 56 tahun yang datang dari Wuhan.

Di kota Shenzhen, pusat teknologi utama dekat dengan Hong Kong, para pejabat mengatakan seorang pria berusia 66 tahun menunjukkan gejala virus tersebut setelah melakukan perjalanan untuk mengunjungi kerabat di Wuhan.

Media pemerintah melaporkan 14 kasus lain di provinsi Guangdong.

Empat kasus telah dikonfirmasi di luar negeri – dua di Thailand, satu di Jepang dan satu di Korea Selatan – semuanya melibatkan orang-orang yang berasal dari Wuhan atau telah mengunjungi kota.

Di Korea Selatan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea mengatakan seorang wanita Cina berusia 35 tahun menderita demam dan masalah pernapasan setelah bepergian ke sana dari Wuhan. Dia dimasukkan ke dalam isolasi dan dirawat di rumah sakit setempat.

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan, saat ini tidak menganjurkan pembatasan perjalanan atau perdagangan, tetapi memberikan panduan kepada semua negara agar bersiap menghadapi wabah.

Bandara di Singapura, Hong Kong dan ibu kota Jepang Tokyo telah menyaring penumpang udara dari Wuhan, dan otoritas AS pekan lalu mengumumkan langkah serupa di tiga bandara utama di San Francisco, Los Angeles dan New York.