Ethicaldigest

Infeksi Vagina Tingkatkan Resiko Infeksi HIV

Penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Carolina Utara, AS, menemukan hal yang menarik. Infeksi di daerah vagina ternyata membuat wanita lebih peka terhadap virus HIV, yang merupakan penyebab penyakit AIDS. Analisa atas 23 penelitian mencakup data dari 30.700 wanita di seluruh dunia menunjukkan, wanita dengan vaginosis bakterial lebih rentan terinfeksi HIV. Hubungan vaginosis bakterial dan HIV lebih kuat terlihat pada wanita tanpa perilaku seksual beresiko tinggi. Hasil meta-analysis ini telah diterbitkan dalam jurnal AIDS.

“Vaginosis bakterial dan infeksi HIV dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sulit memastikan apakah hubungannya sebab akibat, atau ada alasan lain mengapa wanita dengan vaginosis bakterial lebih rentan terinfeksi HIV,” kata Jennifer S. Smith, asisten profesor riset epidemiologi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Carolina Utara.

“Jika penelitian lanjutan menunjukkan ada hubungan antara vaginosis bakterial dan risiko infeksi HIV, maka pengobatan vaginosis bakterial perlu ditingkatkan sebagai tindakan pencegahan infeksi HIV,” ia menambahkan. Vaginosis bakterial adalah ketidakseimbangan jenis bakteri di vagina, yang dapat menyebabkan masalah ginekologis dan obstetric termasuk persalinan prematur, inflamasi pada pelvic dan infeksi saluran genital bagian atas.

Penelitian lain menunjukkan, vaginosis bakterial dapat menyebabkan beberapa perubahan dalam vagina, yang bisa menjelaskan mengapa infeksi ini meningkatkan  risiko HIV. Perubahan tersebut antara lain penurunan jenis bakteri yang dipercaya dapat melindungi vagina melawan mikroorganisme, seperti HIV, dan tingginya kadar pH yang dapat meningkatkan daya tahan virus.

Studi yang dianalisa Smith dan rekan-rekan ini terdiri dari wanita Amerika,  Malawi, Kenya, Afrika Selatan, Thailand, Uganda, Zimbabwe, Tanzania, Afrika Selatan, Nigeria, Burkina Faso dan Gambia. Prevalensi vaginosis bakterial di negara-negara ini berkisar  11-70%.

Analisanya menunjukkan, vaginosis bakterial meningkatkan resiko infeksi HIV sampai 60%. Hubungan vaginosis dan HIV lemah di kelompok berisiko tinggi terinfeksi HIV. “Itu mungkin karena wanita di kelompok berisiko tinggi memiliki resiko yang lebih besar terinfeksi HIV akibat penyebab selain vaginosis bakterial,” kata Smith. Informasi ini bisa sangat membantu dalam mengidentifikasi, populasi mana yang bisa tertolong melalui tindakan pengendalian vaginosis tertarget.