Ethicaldigest

Obat Influenza Baru

Kementrian Kesehatan Jepang memberi persetujuan pada tablet baloxavir marboxil (Xofluza, Shionogi & Co Ltd). Obat ini dilaporkan bisa membunuh influenza tipe A dan B dalam 1 hari, pada beberapa pasien.

“Baloxavir marboxil, suatu penghambat endonuclease baru, dapat membunuh virus influenza dalam 24 jam, meski beberapa gejala bisa bertahan lebih lama,” kata Shionogi & Co Ltd, seperti dikutip dari Wall Street Journal. Obat ini menekan replikasi virus dengan satu mekanisme yang berbeda, dari obat anti influenza yang ada saat ini.

Tidak seperti penghambat neuraminidase, seperti oseltamivir (Tamiflu,Genentech), yang menghambat kerja neuraminidase (enzim yang membebaskan virus dari permukaan sel yang terinfeksi), baloxavir marboxil mencegah replikasi dengan menghambat aktivitas endonuclease dari polimerase virus.

Tidak seperti oseltamivir, yang perlu dosis 2x sehari selama 5 hari untuk mengobati flu, baloxavir marboxil digunakan dalam dosis tunggal tanpa pandang usia. Ini membuat obat baru ini mudah digunakan dan dapat memperbaiki kepatuhan pasien. Baloxavir marboxil diuji dalam penelitian acak, buta ganda, multicenter, paralel-kelompok, plasebo dan aktif terkontrol studi yang dikenal sebagai CAPSTONE-1. Sebanyak 1.436 pasien sehat yang didiagnosis influenza dilibatkan dalam penelitian ini.

Hasil penelitian yang dilaporkan di Infectious Disease Week 2017, menunjukkan perbaikan signifikan median waktu menghilangnya gejala pada kelompok baloxavir, dibanding plasebo (53,7 jam vs 80,2 jam; P < .0001). Kelompok baloxavir juga mengalami perbaikan demam lebih cepat, dibanding plasebo (24,5 jam vs 42 jam; P < .0001).

Penelitian ini juga menemukan peningkatan yang signifikan dibanding plasebo atau oseltamivir, untuk titik akhir virologi kunci. Persentase pasien yang dipastikan positif titer virus influenza, secara signifikan lebih rendah pada kelompok baloxavir dibanding kelompok oseltamivir pada 1, 2, dan 4 hari sejak pengobatan. Selain itu, waktu untuk terhentinya replikasi virus secara signifikan menurun dengan baloxavir, dibanding dengan oseltamivir. Shionogi mengatakan, akan segera meluncurkan Xofluza di Jepang setelah listing harga di Asuransi Kesehatan Nasional. Meski demikian, obat ini belum akan disetujui di Amerika Serikat sebelum tahun 2019.