Ethicaldigest

dr. Mohammad Kurniawan, SpS(K)

Stroke menjadi pembunuh nomor 1 akibat penyakit tidak menular di Indonesia. Terapi stroke  yang ramai di media sosial, adalah dengan kejut listrik yang bertujuan agar saraf yang tersumbat terangsang kembali, sehingga aliran darah kembali lancar.

“Stroke memiliki angka kecacatan yang tinggi, banyak penderita stroke hopeless,”   ujar  dr. Mohammad Kurniawan, SpS(K), dari Divisi Neurovaskular & Stroke, Departemen Neurologi FMUI-RSCM. Terapi listrik belum ada bukti ilmiahnya; sifatnya masih testimonial.  “Dulu bahkan ada terapi yang lebih tidak masuk akal, ditempelkan ke rel kereta api.” 

Terapi kejut listrik bisa bekerja untuk jantung, tetapi tidak untuk otak. Mekanisme penyebab stroke tidak berhubungan dengan listrik. Dan cara kerja otak lebih banyak distimulasi oleh impuls-impuls kimia.

“Mungkin pasien terkena TIA (transient ischemic attack), gejala awal stroke dan bisa sembuh dengan sendirinya,” kata dokter yang meraih gelar Master di bidang pengobatan stroke, dari Danube University Krems, Austria, tahun 2014.

Terapi stroke iskemik mencakup empat hal. Pertama, membuka sumbatan di otak. Menggunakan obat-obatan penghancur/pelarut gumpalan darah, diberikan 4,5 jam setelah serangan untuk hasil terbaik. Atau, memakai teknik trombektomi; dengan kateterisasi mengangkat sumbatan di pembuluh darah.  “Waktu terbaik melakukan trombektomi adalah 24 jam pertama setelah serangan.” 

Kedua, pencegahan stroke berulang. Yakni dengan mengatasi/mengendalikan faktor risiko. Stroke antara lain disebabkan oleh hipertensi, diabetes, hiperkolesterolemia, fibrilasi atrium (gangguan irama jantung), sindroma darah kental, dll. 

Ketiga, rehabilitasi/fisioterapi pada penderita stroke yang mengalami gejala sisa, seperti lumpuh salah satu sisi tubuh. “Fisioterapi memberikan hasil paling baik, jika dilakukan dalam 6 bulan pertama. Akupuntur juga membantu proses rehabilitasi, membantu melancarkan peredaran darah dan menguatkan otot.”

Keempat, modifikasi gaya hidup; perbanyak aktivitas fisik, konsumsi makanan tinggi serat dan berhenti merokok. (jie)