Ethicaldigest

Cost Effective, antara Angioplasty & Obat

Menurut sebuah penelitian terbaru dari National Institutes of Health yang dipimpin dr. Mark Hlatky—peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Stanford—ada banyak pasien diabetes menghindari tindakan angioplasti untuk mencegah penyakit jantung, dan hanya minum obat.

Penelitian sebelumnya menunjukkan, penderita diabetes mellitus tipe 2 dan penyakit jantung ringan sampai moderat tidak mengalami penurunan risiko serangan jantung, stroke atau kematian jika menjalani angioplasty dibanding hanya menggunakan obat-obatan yang tepat. Dan di penelitian yang baru ini, menggunakan obat-obatan dapat menghemat biaya rata-rata 11 ribu dolar per pasien dalam empat tahun.

“Untuk pasien dengan gejala penyakit jantung yang relative ringann, angioplasty jelas lebih mahal dan jelas tidak memberikan manfaat lebih,” kata Hlatky, professor bidang riset dan kebijakan kesehatan dan kedokteran kardiovaskuler, yang mempresentasikan temuannya ini pada pertemuan tahunan American Heart Association, di Orlando, 17 November 2009.

Data yang digunakan berasal dari penelitian diabetes mellitus tipe 2 bernama Bypass Angioplasty Revascularization Investigation in Type 2 Diabetes (BARI 2D), yang menelusuri kondisi kesehatan lebih dari 2000 pasien selama lima tahun. Selama penelitian itu, semua pasien mendapatkan terapi obat intensif berdasar guideline klinis yang berlaku dengan menggunakan statins, aspirin, beta-blockers dan ACE inhibitors atau angiotensin-receptor blockers. Penilaian cost effective didasarkan pada biaya akumulatif selama empat tahun.

Temuan awal mengenai efektifitas angioplasty dan operasi bypass terhadap kematian,s erangan jantung dan stroke dipublikasikan pada New England Journal of Medicine edisi 11 Juni 2009.

Angioplasti pernah dibandingkan dengan terapi obat dalam penelitian COURAGE yang didanai oleh U.S. Department of Veterans Affairs dan sponsor dari Industri, termasuk beberapa perusahaan farmasi. Hasil penelitian yang dipublikasikan pada NEJM edisi Maret 2007 itu mendapatkan kesimpulan yang sama dengan BARI 2D, yaitu pasien dengan gejala penyakit jantung ringan sampai moderat, angioplasty dan terapi obat sama efektifnyadalam mencegah serangan jantung dan kematian.

Temuan Lain: Bypass dan Pengobatan Diabetes

Penelitian ini juga menilai cost effective operasi bypass dan dua pendekatan pengobatan diabetes. Operasi diabetes lebih mahal daripada terapi obat, berkisar 20 ribu dilar selama 4 tahun. Tetapi, walau lebih mahal, operasi bypass nampak lebih cost effective. Karena orang dengan penyakit koroner yang sesuai menjalani operasi bypass secara signifikan lebih kecil kemungkinannya mengalami serangan jantung atau stroke atau kematian dibanding pasien yang mendapat terapi obat saja.

Dua pendekatan berbeda untuk diabetes yang dipelajari—obat untu memperbaiki respon tubuh terhadap insulin versus obat-obatan yang meningkatkan penghantara insulin—memiliki biaya yang sama selama empat tahun. BARI 2D sebelumnya menunjukkan, efektifitas obat dari pendekatan-pendekatan juga serupa..

“Kedua pengobatan diabetes itu tidak memiliki perbedaan dalam angka kejadian serangan jantung dan biaya. Yang terbaik pilih obat yang sesuai unbtuk masing-masing pasien,” kata Hlatky. Misalnya, pasien yang tidak suka disuntik mungkin lebih senang menggunakan obat insulin sensitizer.