Ethicaldigest

Peringatan Dini Stroke, 5 Kelebihan MRA

Tingginya prevalensi stroke di Indonesia yang saat ini mencapai 12,1 per 1000 penduduk, mendorong rumah sakit melengkapi fasilitas diagnostiknya. Alat diagnostik yang sedang menjadi tren di bidang neurologi terutama untuk penyakit stroke, adalah MRA (Magnetic Resonance Angiography).

Melalui pemeriksaan MRA, faktor risiko stroke dapat diketahui secara dini. Alat ini dapat mendeteksi aterosklerosis, sebagai salah satu penyebab stroke dan kelainan pembuluh darah seperti aneurisma atau AVM (Arteriovenous Malformation).

MRA adalah pemeriksaan non-invasive yang dapat memberi gambaran pencitraan pembuluh darah, tanpa atau dengan sedikit bahan kontras dalam waktu singkat. MRA tidak menggunakan radiasi sinar-X dan dapat memberi diagnostik yang akurat dan informatif, sehingga sangat berguna untuk penanganan awal pada golden period. Pemeriksaan dengan MRA memungkinkan pencitraan pembuluh darah dalam tubuh, termasuk otak, leher, jantung, dada, perut (seperti empedu, ginjal dan hati), panggul, lengan dan kaki.

MRA menjadi pilihan untuk menegakkan diagnostik dan mengobati kondisi medis, yang berkaitan dengan pembuluh darah otak untuk stroke. Gambaran rinci dari pembuluh darah dan aliran darah ke otak dapat diperoleh, tanpa harus memasukkan kontras ke pembuluh darah.

Beberapa keunggulan MRA:

  1. MRA adalah teknik pemeriksaan non-invasive yang tidak menggunakan radiasi sinar-X, sehingga lebih aman untuk kebutuhan pasien tertentu, misalnya ibu hamil;
  2. Prosedur lebih cepat daripada tradisional angiogram kateter;
  3. Tanpa menggunakan bahan kontras, MRA dapat memberi gambar berkualitas tinggi dari pembuluh darah, sehingga berguna untuk pasien yang rentan terhadap reaksi alergi dari bahan kontras pada uji X-ray konvensional, CTA (Computed Tomographic Angiography) dan DSA (Digital Substraction Angiography);
  4. Dapat memberi gambaran tentang pembuluh darah lebih dini dan lebih informatif pada kasus stroke dan aneurisma;
  5. Membantu dokter mengevaluasi fungsi dan struktur pembuluh darah, sebelum pasien mengalami keluhan. Jika sudah terdeteksi, stroke dapat segera ditangani dengan melakukan beberapa tindakan medis, seperti coiling dan clipping untuk stroke perdarahan atau aneurisma. Sementara stroke sumbatan atau stenosis dapat dicegah dengan melakukan trombolisis dan/atau stenting, seperti yang dilakukan pada penyakit jantung.