Obesitas menyebabkan penurunan adiponektin dan inflamasi. Pitavastatin meningkatkan adiponektin dan mengatasi inflamasi. Juga punya efek diabetogenik paling rendah.
Obesitas memiliki implikasi yang kompleks terhadap kesehatan. Obesitas menyebabkan ketidakseimbangan hormonal, yang bisa mencetuskan tumor. Juga meningkatkan kadar asam lemak bebas, yang memicu sindroma metabolik seperti resistensi insulin, hipertensi dan dislipidemia. Kesemuanya mengarah pada diabetes melitus dan penyakit jantung.
Dalam jaringan lemak terdapat jaringan adiposa, yang menghasilkan adiponektin (AdipoR1/R2). Seperti disampaikan dr. Dante Saksono Herbuwono, Sp.PD-KEMD, “Adiponektin berperan penting dalam sensitisasi insulin, hepatoprotektif, antiaterogenik, memberi perlindungan terhadap perkembangan diabetes dan mengatur metabolisme lipid (menurunkan trigliserida dan menaikkan HDL).”
Pada orang obesitas, terjadi penumpukan lemak viseral, yang menyebabkan penurunan adiponektin. “Ini berakibat meningkatkan tekanan darah, resistensi insulin dan dislipidemia, yang akhirnya mencetuskan penyakit aterosklerosis,” jelas staf Divisi Endokrin dan Metabolik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM itu.
Di sisi lain, obesitas, terutama obesitas sentral meningkatkan kadar leptin, yang bisa meningkatkan angiogenesis, proliferasi sel dan menurunkan apoptosis sel. Secara bersamaan, dilepaskan sitokin proinflamasi. Kemudian terjadi inflamasi melalui signaling pathways NF-KB dan MTOR. Inflamasi dapat mencetuskan resistensi insulin.
Statin merupakan penurun kolesterol, bekerja pada disfungsi endotel dan inflamasi. Statin bekerja meningkatkan adiponektin, karena menekan HMG-CoA reductase inhibitor. Ini menurunkan kolesterol, terutama kolesterol LDL. Dan, mempengaruhi immune signaling pathways, yang dapat mengintervensi proses inflamasi yang terjadi.
Statin memiliki efek langsung pada endotel. Secara kompetitif, statin berikatan dengan ICAM 1. Akibatnya, lipid tidak bisa berikatan dengan reseptor di endotel. “Sehingga, kita bisa perbaiki disfungsi endotel. Bukan karena efeknya dalam menurunkan LDL, tapi karena efeknya pada endotel,” kata dr. Dante.
Statin juga mengurangi stress oksidatif di mitokondria. Jadi, penggunaan statin selain menurunkan kadar LDL, juga punya efek pleiotropik di mitokondria dan memperbaiki fungsi endotel. “Statin bisa digunakan untuk menurunkan kadar LDL, dan melindungi sistim kardiovaskuler,” ujar dr. Dante.
Satu penelitian memperlihatkan, pitavastatin dapat menurunkan peradangan dibanding saline. Ini terlihat dari penurunan TNF alfa, plasma IL-6 dan IL 10, pada kelompok pengguna pitavastatin. Pitavastatin juga meningkatkan kadar adiponektin, pada pasien diabetes dengan dislipidemia.
Statin dengan Efek Diabetogenik Rendah
Berdasarkan intensitasnya, statin terbagi tiga golongan; intensitas tinggi yang dapat menurunkan kolseterol LDL >50%, menengah yang dapat menurunkan kolesterol LDL 30-50%, rendah menurunkan kolesterol LDL kurang dari 30%. Pitavastatin 2-4 mg masuk intensitas menengah.
Menurut Dr. dr. Budiman Darmowidjojo, Sp.PD-KEMD, kekhawatiran dari penggunaan statin adalah risiko terjadinya new onset diabetes. Dibuktikan, statin bekerja menurunkan HMG CoA reduktase. Di sisi lain, statin juga menurunkan kadar ubiquinone, yang memberi perlindungan terhadap radikal bebas. Selain itu, statin bisa meningkatkan kadar gula darah dengan meningkatkan resistensi insulin melalui peningkatan asam lemak bebas, penurunan fungsi sel beta atau mekanisme lain atau gabungan keduanya.
Penelitian Pastrick M dan kawan-kawan menunjukkan, pitavastatin menurunkan koenzim Q10 lebih rendah dari rosuvastatin dan atorvastatin. Terlihat, pitavastatin menurunkan Ko-Q10 464,85mch/ml, dibanding atorvastatin 721,09mch/ml dan rosuvastatin 642,43mch/ml. Terlihat juga bahwa pitavastatin menurunkan lipoprotein insulin resistance (LpIR), lebih baik dari atorvastatin dan rosuvastatin.
Dalam hal efikasi, Gumprecht dan kawan-kawan membuktikan bahwa penurunan kolesterol LDL dan perubahan lipid lain, tidak secara signifikan berbeda antara pasien yang diobati dengan pitavastatin 4 mg dan atorvastatin 20-40mg. Namun, pitavastatin memiliki manfaat lebih pada status gula darah.
Bagaimana dengan risiko new onset diabetes? Pitavastatin memiliki persentase kumulatif terendah kasus new onset diabetes, dibanding atorvastatin dan rosuvastatin. Di Amerika Serikat, masalah risiko new onset diabetes menjadi perhatian penggunaan statin; pitavastatin memiliki risiko paling rendah. Mereka sepakat, pitavastatin adalah statin yang paling aman.