Banyak pasien angina yang tidak mendapatkan pengobatan optimal. Trimetazidine sebagai monoterapi atau terapi tambahan efektif memperbaiki angina.
Angina pektoris (angina) adalah rasa nyeri pada dada, yang terjadi saat aliran darah dan oksigen menuju otot jantung tersendat atau terganggu; khususnya saat arteri jantung mengeras atau menyempit. Angina umumnya terjadi pada orang dewasa berusia antara 55 – 64 tahun, dengan mayoritas berjenis kelamin laki-laki.
Ada dua jenis angina yang dapat menyerang: angina stabil dan angina tidak stabil. Angina stabil disebabkan oleh pemicu tertentu seperti olahraga berat, stres, masalah pencernaan, atau kondisi medis lain yang mendorong jantung bekerja lebih keras. Walau tidak berbahaya, angina stabil berpotensi mengakibatkan serangan jantung atau stroke jika tidak ditangani dengan tepat.
Banyak pasien dengan angina pektoris tidak menerima terapi antianginal yang memadai, karena intoleransi hemodinamik atau ketidakmampuan kronotropik. Trimetazidine sebagai terapi tambahan, dapat mewakili pengobatan opsional untuk digunakan dalam kaitannya dengan obat anti angina lini pertama. Terutama pada pasien yang kontrol gejala optimal tidak dapat dicapai dengan obat anti angina lainnya.
Penelitian TRIMetazidine in POLand (TRIMPOL)-II, yang merupakan kelanjutan dari penelitian TRIMPOL-I, dan penelitian VASCO (efikasi trimetazidine terhadap kapasitas fungsional pada pasien simptomatik dengan angina stabil), adalah dua penelitian yang memberi bukti manfaat trimetazidine, sebagai terapi tambahan terhadap beta blocker pada pasien dengan angina pektoris.
Dalam penelitian TRIMPOL-II, trimetazidine 60 mg/hari ditambahkan pada metoprolol (50 mg dua kali sehari selama 12 minggu dalam suatu kelompok, terdiri dari 426 pasien dengan angina pektoris stabil. Ada perbaikan signifikan pada kelompok trimetazidine dibanding plasebo untuk parameter: durasi latih fisik total (+20,1 s,p = 0.023), beban kerja total (+0,54 metabolic equivalents [METs], p = 0.001), waktu sampai pada depresi segmen ST 1mm (+33,4 s, p = 0,003), waktu sampai awitan angina (+33,9 s, p < 0,001), serangan angina/minggu (“0,73, p = 0,014), dan kebutuhan pemberian nitrat kerja pendek per minggu (“0,63, p = 0,032).
Penelitian TRIMPOL-II menunjukkan, penambahan trimetazidine ke metoprolol secara signifikan meningkatkan kapasitas latihan dan memperbaiki iskemia miokard, yang disebabkan oleh latihan fisik. Efikasi juga terkonfirmasi pada pasien dengan dosis maksimal metoprolol, dan pada pasien dengan angina berulang. Dalam penelitian lain oleh Sellier dan Broustet, terlihat adanya peningkatan waktu sampai pada depresi segmen ST 1 mm pada uji latih fisik (+34,4 s, p = 0.03), pada kelompok trimetazidine dibanding kelompok plasebo setelah 8 minggu terapi.
Sementara itu dalam penelitian VASCO diketahui, penggunaan trimetazidine selama 12 minggu pada pasien angina stabil yang mendapat atenolol, secara signifikan memperbaiki total exercise duration (TED) dibanding baseline dan plasebo. Perbaikan TED yang lebih baik teramati pada trimetazidine 140 mg/hari dibanding trimetazidine 70 mg/hari, meski perbedaannya tidak signifikan.
Peran trimetazidine pada pasien angina pektoris juga dianalisis dalam meta-analisis. Pada tahun 2003, Marzilli dan Klein mempublikasikan meta-analisis pertama dari 12 penelitian, yang melibatkan 868 pasien. Trimetazidine ditemukan secara signifikan meningkatkan durasi latihan, hingga tercapai depresi ST segmen 1 mm pada uji latih fisik. Juga mengurangi episode angina mingguan, baik sebagai monoterapi maupun sebagai terapi tambahan.
Ciapponi dan kawan-kawan melakukan meta-analisis terhadap 23 penelitian, yang melibatan 1.378 pasien dengan angina stabil. Para peneliti menemukan, trimetazidine mengurangi jumlah serangan angina mingguan (p <0,0001) dan konsumsi tablet nitrogliserin mingguan (p <0,0001), dan meningkatkan waktu latihan hingga tercapai depresi ST segmen 1 mm pada uji latih fisik (p = 0,0002), dibanding plasebo.
Dalam meta-analisis terbesar yang dilakukan terhadap pasien angina pektoris yang stabil, Danchin dan kawan-kawan mengevaluasi 218 penelitian dengan total 19.028 pasien, termasuk penelitian VASCO. Trimetazidine secara signifikan meningkatkan toleransi latihan, menurunkan episode angina mingguan, dan menurunkan penggunaan nitrat kerja pendek bila dibandingkan dengan plasebo.
Dalam analisis ini, trimetazidine memiliki efek anti-iskemik yang serupa dengan dihydropyridine, nitrat kerja panjang, nikorandil, dan ranolazine, baik sebagai monoterapi maupun sebagai terapi tambahan. Temuan dari meta-analisis yang kuat ini sangat mendukung indikasi trimetazidine, sebagai agen yang efektif untuk pengelolaan angina stabil.