Ethicaldigest

Obat Baru Kanker Ovarium

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) belum lama ini menyetujui obat baru untuk terapi kanker ovarium, Lynparza (olaparib), yang merupakan golongan poly ADP-ribose polymerase (PARP) inhibitors. Obat ini diindikasikan pada wanita yang sebelumnya telah mendapat terapi extensive untuk kanker ovarium stadium lanjut yang memiliki gen BRCA, yang telah mengalami kerusakan. “Ini merupakan golongan obat baru untuk terapi kanker ovarium,” jelas dr. Rixhard Pazdur, Direktur Produk Hematologi dan Onkologi FDA.

“Lynparza disetujui penggunaannya untuk pasien kanker ovarium yang memiliki kelainan tertentu dari gen BRCA. Sehingga tercapai pengobatan yang lebih personal dan tertarget,” jelasnya.

Persetujuan obat produksi AstraZeneca ini didasarkan pada percobaan klinis, yang dilakukan pada hampir 140 wanita dengan mutasi gen BRCA – penderita kanker ovarium. FDA melaporkan, dari penelitian tersebut sebanyak 34% pasien terjadi penyusutan bahkan hilangnya tumor mereka, setelah pengobatan yang dilakukan selama 8 bulan. Sebelum menggunakan obat ini, pasien diwajibkan melakukan test untuk mengetahui ada tidaknya mutasi gen BRCA. Beberapa efek samping yang muncul dari penggunaan obat ini, di antaranya mual, muntah, diare, nafsu makan menurun, nyeri sendi dan otot.