Ethicaldigest

Nattokinase, Antikoagulan Alami Dari Makanan Khas Orang Jepang

Nattokinase merubahan zat yang ditemukan dalam bahan pangan asal negara Sakura, Natto. telah dikonsumsi oleh masyarakat jepang dan secara empiris memiliki manfaat yang baik bagi kesehatan kardioserebrovaskuler.

Awal Maret 2016, American Heart Association menyatakan terjadi peningkatan jumlah penderita stroke di Amerika Serikat. Tercatat ada 795.000 penderita stroke inskemik atau hemoragic; meningkat dari data tahun sebelumnya (2014) yang berkisar antara 700.000 pertahun. Diperkirakan, 1 dari 10 orang Amerika meninggal karena stroke, atau setiap 4 menit 1 orang meninggal akibat penyakit ini. Senanda dengan kejadian stroke, terdapat peningkatan yang sama pada kejadian serangan jantung di negara Paman Sam; diperkirakan angkanya mencapai 1 juta/ tahun.

Beberapa faktor diduga berkaitan erat dengan meningkatknya prevalensi stroke dan serangan jantung, meliputi: minimnya aktivitas fisik, stress dan pola makan yang buruk seperti tinggi garam dan tinggi gula serta rendah serat. Selain itu, merokok merupakan faktor penting pada kejadian penyakit kardiovaskuler, termasuk diantaranya stroke dan serangan jantung. Meski angka perokok di Jepang lebih tinggi disbanding Amerika Serikat, angka kematian akibat penyakit kardiovaskuler di Amerika lebih tinggi 50% dari Jepang.

Seperti diketahui, penduduk Jepang memiliki kebiasaan yang baik dalam mengatur gaya hidup; termasuk pola makan. Salah satu makanan tradisional Jepang adalah natto, yang secara empirik diketahui memberi manfaat pada fungsi kardiovaskuler. Natto adalah makanan yang terbuat dari fermentasi kacang kedelai, yang dalam prosesnya melibatkan bacillus subtilis. Pada tahun 1987, Sumi dan kawan-kawan dalam penelitiannya menemukan, natto memiliki kandungan enzim yang potensial sebagai fibrinolisis, disebut sebagai Nattokinase (NK).

Dalam percobaan menggunakan hewan coba, NK terbukti memiliki sifat antikoagulan yang cukup kuat. Dalam sebuah percobaan in vitro pada tikus percobaan yang mengalami trombus, pemberian NK ternyata 4 kali lebih efektif dalam menghilangkan trombus dibanding plasmin. NK merupakan serin protease yang memiliki 275 residu asam amino, dengan berat molekul yang mencapai 28 kDa2. Dalam penelitian tersebut juga terbukti, NK selain memecah fibrin juga mampu mengaktifkan plasminogen activator (tPA).

Belum lama ini Yoko Kurosawa dan kawan-kawan melakukan penelitian, untuk melihat peran dosis tunggal oral nattokinase, sebagai anti koagulan dan trobolisis. Penelitian ini dipublikasikan dalam Jurnal Scientific Report, pada 25 Juni 2015. Penelitian dilakukan pada 12 pria sehat, dengan desain penelitain buta ganda plasebo kontrol. Sebelumnya terhadap partisipan dilakukan pemeriksaan darah, selanjutnya partisipan menerima secara acak dosis 2000 FU NK dan plasebo, untuk masing-masing kelompok.

Setiap partisipan memberikan sampel darah mereka pada 2, 4, 6 dan 8 jam setelah pemberian 2000 FU NK atau plasebo, untuk dilakukan analisis parameter koagulasi/ fibrinolisis. Konsentrasi D-dimer pada 4, 6 dan 8 jam setelah pemberian NK, meningkat secara signifikan (p < 0,05). Aktivitas faktor VIII menurun setelah 4 dan 6 jam pemberian NK (p < 0,05), dengan konsentrasi antitrombin darah yang lebih tinggi pada 2 dan 4 jam. Waktu parsial tromboplastin yang diaktifkan juga lebih tinggi secara signifikan, pada 2 dan 4 jam setelah pemberian NK masing-masing p <0,05 dan p < 0,01. Dengan demikian, dosis tunggal pemberian NK mampu meningkatkan finrinolisis dan anti koagulasi, melalui beberapa mekanisme berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Pemberian nattokinase 100-300 mg/hari dalam beberapa penelitian terbukti aman. NK yang dikombinasi dengan pycnogenol, telah digunakan untuk pencegahan deep vein trombosis (DVT) terutama bagi mereka yang akan bepergian jauh menggunakan pesawat terbang.

Nattokinasebekerja melalui 3 (tiga) jalur pada sistem fibrinolitik, yaitu dengan memecah langsung fibrin menjadi fibrin degradation product, mengubah prourokinase menjadi urokinase, dan dengan mengaktifkan t-PA yang berfungsi untuk mengubah plasminogen menjadi plasmin. Mekanisme ini memberikan hasil akhir, yaitu pemecahan fibrin menjadifibrin degradation product. Karena cara kerjanya tersebut, nattokinase mempunyai aktivitas fibrinolitik 4 kali lebih kuat daripada plasmin.

Wanita hamil dan penderita peptic ulcer tidak disarankan menggunakan NK, karena belum ada penelitian lebih lanjut mengenai keamanan produk ini pada kedua kelompok tersebut.