Operasi bariatrik dikaitkan dengan penurunan risiko kanker spesifik pada wanita, seperti kanker payudara, endometrium, ovarium dan semua kanker ginekologi lain.
Operasi bariatrik tidak hanya mengurangi kejadian kanker secara keseluruhan pada wanita gemuk, sebagaimana dilaporkan sebelumnya, juga mengurangi risiko kanker tertentu pada wanita. Dalam penelitian Swedish Obese Subjects (SOS), operasi bariatrik dapat secara signifikan menurunkan risiko kanker endometrium.
“Obesitas adalah faktor risiko penting untuk kanker, dan juga terkait dengan penyakit kanker stadium lanjut, serta peningkatan kematian akibat kanker,” kata Asa Anveden, MD, dari Universitas Gothenburg, Swedia. “Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa operasi bariatrik juga dikaitkan dengan penurunan risiko kanker spesifik pada wanita. Yakni kanker payudara, endometrium, ovarium, dan semua kanker ginekologi lainnya,” tambahnya.
Penelitian SOS adalah penelitian prospektif terkontrol, non acak, yang sedang berjalan, di mana para peneliti ingin melihat efek jangka panjang operasi bariatrik pada berbagai endpoin. Pada 2009, para peneliti SOS melaporkan bahwa operasi bariatrik menurunkan risiko kanker pada wanita obesitas, tapi tidak pada pria.
Analisa terkini melibatkan 1420 wanita dari kohort SOS, yang telah menjalani operasi bariatrik dan 1447 wanita lainnya sebagai kelompok kontrol, yang mendapat pengobatan standar untuk obesitas. Pada baseline, usia rata-rata kohort adalah 37 tahun dan indeks masa tubuh rata-rata adalah 38 kg/m2 atau lebih.
Di antara wanita dalam penelitian SOS, 18,3% telah menjalani gastric binding; 68,3% menjalani vertical banded gastroplasty, dan 13,4% menjalani gastric bypass. Kelompok kontrol mendapat pengobatan standar untuk obesitas, di pusat pelayanan kesehatan primer.
Setelah operasi, mereka mengalami penurunan rata-rata 28,0 kg dalam 2 tahun, beberapa di antaranya bertambah berat badan lagi dalam follow up 10 dan 15 tahun. Namun penurunan berat badan masih signifikan sekitar 21 kg, pada kedua titik waktu tersebut. Sebaliknya, “Rata-rata perubahan berat pada kelompok kontrol kecil,” kata Dr. Anveden.
Pada follow up median 18,1 tahun, para peneliti menemukan bahwa risiko berkembangnya kanker 29% lebih rendah pada wanita yang telah menjalani operasi bariatrik daripada kelompok kontrol, dengan hazard ratio (HR) sebesar 0,71 (P < .001).
“Jenis kanker pertama yang berkembang, 49% spesifik pada wanita,” tambah peneliti. Dari kanker spesifik pada wanita, operasi bariatrik menurunkan insiden hingga 32% dibanding pasien yang hanya mendapatkan pengobatan konvesional, dengan HR sebesar 0,68 (P = .004).
Di sisi lain, satu analisa terpisah menunjukkan bahwa walau angka kejadian semua jenis kanker spesifik wanita kecuali kanker serviks lebih rendah pada kelompok operasi, perbedaan antara kedua kelompok signifikan hanya untuk kanker endometriosis, di mana operasi menurunkan risiko sampai 44% dibandingkan kelompok kontrol (P = .014).
Yang menarik, manfaat terbesar dari operasi dibanding pengobatan konvensional berkenaan dengan penurunan risiko kanker, paling jelas terlihat pada wanita dengan kadar insulin baseline medium atau tinggi, dibanding mereka dengan kadar insulin rendah. Peneliti menduga hiperinsulinema mungkin yang menghubungkan antara obesitas dan kanker. Sebaliknya, tidak ada hubungan dengan indeks masa tubuh baseline.
Image by cocoparisienne from Pixabay