Ethicaldigest

Penyebab Gagal Ginjal: Antara Diabetes dan Hipertensi

Penyebab gagal ginjal utama adalah diabetes dan hipertensi. Komplikasi mikrovaskuler pada diabetes sebabkan kerusakan ginjal. Demikian pula pada penderita hipertensi. Tekanan darah tinggi dalam jangka panjang memberatkan fungsi ginjal, dan pada akhirnya merusak fungsi ginjal.

Indonesia saat ini dihadapkan pada berbagai masalah kesehatan yang cukup pelik. Masalah penyakit infeksi belum terselesaikan, bermunculan penyakit-penyakit kronis akibat proses degeneratif dan gaya hidup, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan penyakit ginjal.

Penyakit ginjal kronis memiliki angka kejadian yang meningkat dari tahun ke tahun. Hasil studi epidemiologi Pernefri tahun 2005 menunjukkan, sebanyak 12,5 persen dari masyarakat diketahui mengalami penyakit ginjal kronik. Berdasar data Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), sampai tahun 2012 pasien yang mengalami penyakit ginjal tahap akhir mencapai 100.000 pasien.

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan suatu proses patofisiologi dengan etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif. Umumnya berakhir dengan keadaan klinis, yang ditandai penurunan fungsi ginjal yang irreversible, hingga penderita memerlukan terapi pengganti ginjal, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

Meski lebih banyak ditemukan pada orang berusia tua, gagal ginjal kronis dapat menyerang usia berapa pun dan jenis kelamin apa pun. Berdasarkan data tahunan PERNEFRI, tahun 2011 dari sekitar 12.500 pasien penderita gagal ginjal terminal yang membutuhkan hemodialisa rutin, lebih dari 53% berusia dibawah 54 tahun.

“Dampak penyakit ginjal ini sangat besar tterhadap sosial ekonomi penderita dan Negara, karena biaya mahal yang harus dikeluarkan untuk penanganan penyakit ini,” ujar Ketua PERNEFRI, dr. Dharmeizar, Sp.PD-KGH. Namun, jika masyarakat tahu dan menyadari penyakit ini, penyakit ginjal bisa dicegah atau bisa diperlambat progresinya sejak awal.

Penyebab terbanyak

penyebab gagal ginjal kronis terbanyak adalah hipertensi dan diabetes. Menurut paparan dr. Dhameizar, pasien yang menjalani cuci darah (dialisis) akibat PGK kebanyakan dipicu oleh hipertensi dan diabetes. “Jumlah pasien yang menjalani dialisis akibat hipertensi dan diabetes, mencapai 60 persen,” katanya.

Diabetes Mellitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik, dengan karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Hiperglikemia kronik pada penderita diabetes menyebabkan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah.

Masalah yang akan dihadapi penderita DM cukup kompleks, sehubungan dengan terjadinya komplikasi kronis baik mikro maupun makroangiopati. Salah satu komplikasi mikroangiopati adalah nefropati diabetik. Perhimpunan Nefrologi Indonesia menyebut diabetes mellitus sebagai penyebab kedua terbanyak penyakit ginjal kronik, dengan insidensi 18,65%.

Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor pemburuk fungsi ginjal disamping faktor lain seperti proteinuria, jenis penyakit ginjal, hiperglikemi dan faktor lain.Penyakit ginjal hipertensi menjadi salah satu penyebab penyakit ginjal kronik. Insidensi hipertensi esensial berat yang berakhir dengan gagal ginjal kronik <10 %.

Pencegahan penyakit ginjal kronis

Pada pasien dengan diabetes dan hipertensi, mengendalikan kadar gula darah dan mengontrol tekanan darah secara tepat, bisa mencegah penyakit ginjal. Jika penyakit ginjal sudah terjadi, cara ini dapat memperlambat progresi perjalanan penyakit ginjal, dan menunda penderita untuk menjalani hemodialisa.

Obat seperti  angiotensin-converting enzimes inhibitors (ACE-inhibitors) dan angiotensin II receptor blocker (ARB), adalah dua kelas agen anti-hipertensi yang efektif dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi protein dalam urine dan melestarikan fungsi ginjal.