Ethicaldigest

Antibiotika Jangka Panjang Tingkatkan Risiko Kematian

Antibiotika jangka panjang tidak aman, begitu kiranya inti dari hasil penelitian yang dipublikasikan 2018 yang lalu. dalam penelitian ini, wanita berusia tua, yang menggunakan antibiotik jangka panjang, menunjukkan peningkatan kematian karena berbagai sebab, terutama angka kematian kardiovaskular, dibanding mereka yang tidak menggunakan antibiotik.

Inilah hasil penelitian terbaru, yang dipresentasikan di sesi ilmiah Lifestyle and Cardiometabolic Health, American Heart Association’s Epidemiology and Prevention 2018. Penelitian ini melibatkan 37.516 wanita berusia 60 tahun atau lebih, yang melaporkan penggunaan antibiotik dalam Nurses Health Study dari tahun 2004 – 2012, tidak memiliki penyakit jantung atau kanker di awal penelitian.

Setelah penyesuaian faktor risiko tradisional, para peneliti menemukan wanita yang menggunakan antibiotik jangka panjang selama 2 bulan atau lebih, 27% lebih besar risikonya mengalami kematian akibat berbagai sebab, dan 57% lebih besar risiko mengalami kematian karena kardiovaskular, dibanding mereka yang tidak menggunakan antibiotik.

Dalam melihat angka kematian, para peneliti mengkategorikan wanita menurut penyebab kematian dan lamanya menggunakan antibiotik per tahun: tidak menggunakan antibiotika, kurang dari 15 hari, 15 hari hingga kurang dari 2 bulan, atau 2 bulan atau lebih.

Risiko kematian akibat apapun yang lebih tinggi pada wanita yang menggunakan antibiotika jangka panjang selama 2 bulan atau lebih, terlihat setelah dilakukan penyesuaian multivariate, dibanding wanita yang tidak menggunakan antibiotik (hazard ratio [HR], 1,19, 95% CI, 1,04 – 1,36); risiko mortalitas kardiovaskular juga lebih tinggi (HR, 1,57; 95% CI, 1,06 – 2,34).

“Penelitian observasional tidak menunjukkan sebab dan akibat, namun antibiotik memiliki beberapa mekanisme yang dapat dikaitkan dengan meningkatnya angka mortalitas,” jelas Yoriko Heianza, PhD, salah seorang peneliti dari Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine, New Orleans, Louisiana, AS.

“Diketahui bahwa antibiotik dapat menyebabkan perpanjangan interval QT dan [terkait aritmia torsades de pointes] TdP, dan dapat merangsang proliferasi dan aktivitas makrofag, yang dapat menginduksi aterosklerosis,” jelasnya. “Efek buruk pada mikrobiota usus juga bisa memainkan peran.”

Penelitian sebelumnya menunjukkan, penggunaan antibiotik dapat menyebabkan perubahan jangka panjang (lebih dari 2 bulan) komposisi mikrobiota, bahkan setelah penghentian pengobatan. Juga bahwa metabolisme bergantung mikroba usus dapat meningkatkan hiper-reaktivitas platelet dan kecenderungan untuk trombosis.