Ethicaldigest

RNAi Hancurkan Virus

Tim peneliti yang dipimpin seorang professor dari Universitas California, Riverside, menemukan meka­nis­me sel manusia membentuk kekebalan terhadap virus influenza A, penyebab epidemi musiman dan pandemik. Pene­li­tian yang dimuat secara online di journal Nature Microbiology ini, bisa berimpli­kasi luas pada pemahaman imu­nologis penya­kit yang disebabkan virus RNA, terma­suk influenza, Ebola, West Nile, dan virus Zika.

“Ini membuka jalan baru, bagaimana manusia merespon infeksi virus dan mengem­bangkan metode baru untuk me­ngendalikan infeksi,” kata Shou-Wei Ding, professor mikro­biologi dan patologi tana­man di UC Riverside, yang ikut menulis publikasi.

Temuan ini adalah hasil pe­ne­litian selama 20 tahun oleh Ding, mengenai antiviral RNA interference (RNAi), yang me­li­­batkan organisme pengha­sil small interfering RNAs (siRNAs) untuk membersihkan virus.

Penelitian awalnya menun­juk­kan, RNAi adalah perta­han­an antivirus pada tana­man, se­rangga dan nematode. Proses terjadinya infeksi virus pada organisme-organisme ini, meng­haruskan penekanan secara aktif RNAi oleh protein virus khu­sus. Penelitian me­nun­tun Ding untuk kemudian mempe­lajari RNAi sebagai sua­tu perta­hanan antivirus pa­da mamalia.

Pada publikasi tahun 2013 di Jurnal Science, Ding menja­bar­kan temuan yang menun­jukkan bahwa tikus menggu­nakan RNAi untuk menghan­curkan virus. Menjadi perde­batan, apakah hal yang sama terjadi pada manusia.

Perdebatan terbuka me­nun­tun Ding melihat kembali pu­blikasi tahun 2004, di mana ia menjelaskan aktivitas baru dari protein (protein non structural 1, atau NS1) pada virus influen­za, yang dapat meng­hambat fung­­si antivirus RNAi pada la­lat buah. Dalam publi­kasi Nature Microbiology, para peneliti me­nemukan bahwa sel-sel ma­nu­sia menghasilkan siRNAs da­lam jumlah banyak, yang dapat menargetkan virus influenza A ketika NS1 viral tidak aktif.

Mereka menunjukkan bah­wa pembentukan siRNAs virus pada sel manusia yang ter­infeksi, dimediasi enzim yang dikenal sebagai Dicer dan ber­potensi ditekan oleh protein NS1 dari virus influenza A, dan protein (virion protein 35, atau VP35) yang ditemu­kan pada Ebola dan virus Marburg.

Para peneliti lebih lanjut me­nemukan, infeksi pada sel ma­malia dewasa oleh virus influenza dan virus RNA lainnya di­hambat secara alami oleh RNAi. Penelitian lain menun­jukkan, fungsi antivirus RNAi ada pa­da mamalia. Maka, pe­ne­liti meng­anggap penting me­lihat pe­ran antiviral RNAi pada pe­nyakit infeksi manusia yang di­sebabkan virus RNA, terma­suk Ebola, West Nile dan virus Zika.