Ethicaldigest

Mengukur Outcome Arthritis pada Anak

Dulu, diharapkan sebagian besar anak-anak dengan JIA dapat sembuh dengan sendirinya saat mereka dewasa. Wallace dan Levinson menolak asumsi tersebut. Mereka memberikan bukti, berbagai tulisan ilmiah menunjukkan bahwa sebagian besar anak justru tidak akan mengalami remisi spontan. Dan bahwa erosi sendi terjadi lebih dini, bahkan pada pasien dengan penyakit ringan. Tulisan mereka itu, bersama dengan beberapa penelitian mengenai pengobatan, telah menuntun pada pendekatan pengobatan yang lebih agresif.

Artritis Anak: Penyebab dan Tiga Kriteria Penegak Diagnosis

Kenyataannya, sebagian besar penelitian, yang berdurasi 7 sampai 28 tahun, menemukan bahwa remisi terjadi pada 31- 63% pasien. Sementara sebagian besar anak-anak terus menderita penyakit aktif saat remaja. Sayangnya, persentase anak-anak denan disabilitas berat, sebagaimana diukur dengan Steinbrocker Class, telah menurun dengan signifikan.

Mengukur Outcome

Ada banyak hambatan dalam mengukur outcome pada penderita JIA. Antara lain karena pasien tidak datang saat follow up ketika mereka beranjak dewasa, adanya perubahan pengobatan, definisi yang berbeda-beda dari remisi atau penyakit non aktif dari berbagai penelitian berbeda, dan perbedaan dalam penggunaan perubahan outcome radiografik. Untungnya, sejumlah usaha telah dijalankan untuk menstandarisasi penilaian outcome, membandingkan antara populasi dan regimen pengobatan.

The Childhood Health Assessment Questionnaire (CHAQ) dibuktikan sebagai cara penilaian yang baik terhadap fungsi, terutama pada anak-anak berusia lebih dari 3 tahun. Bagaimana pun, pada anak-anak yang hanya menderita arthritis di beberapa sendi, ada efek ceiling yang memberikan skor yang tidak sangat tinggi dan tidak digunakan untuk menegakkan disabilitas. Orang tua pun bisa salah melaporkan hasil anak-anak mereka, dan nyeri dapat meningkatkan skor CHAQ.

Wallace dan Colleagues menggunakan nominal group techniques (NGT), mengembangkan kriteria untuk remisi klinis pada JIA. Penyakit nonaktif diuraikan sebagai (i) tidak ada sendi dengan arthritis aktif; (ii) tidak ada demam, ruam, serositis, splenomegaly atau limfadenopati tergeneralisasi yang disebabkan JIA; (iii) tidak ada uveitis aktif; (iv) ESR dan/atau CRP normal; dan (v) tidak ada aktivitas penyakit ketika diukur dengan physician global assessment.

Remisi lengkap pada pengobatan, didefinisikan dengan adanya penyakit non aktif minimal selama 6 bulan saat pasien masih diobati. Remisi lengkap tanpa pengobatan, diuraikan sebagai penyakit non aktif minimal selama 12 bulan saat tidak menggunakan semua obat anti arthritis dan anti uveitis. Kriteri ini meliputi manifestasi sistemik dan muskuloskletal, tetapi tidak okuler karena tidak ada persetujuan yang bisa dicapai berdasar status okuler.

Skor Poznanski digunakan untuk menilai kerusakan radiografik, yang menilai jarak antara titik tengah distal radial epiphyseal growth plate dan ujung proksimal metacarpal ketiga. Nilai normal telah dipublikasikan. Skor Poznanski berguna untuk mengukur kerusakan sendi, yang bisa digunakan untuk memonitor pasien dan pada penelitian klinis.

Juvenile Idiopathic Arthritis, Penyakit dengan Berbagai Komplikasi