Ethicaldigest

“Diabetes Anak Meningkat 500%”

Diabetes bukan hanya penyakit pada orang dewasa. Anak-anak umur 0 tahun pun bisa mengalami diabetes. Yang memprihatinkan, angka kejadian diabetes pada anak mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir, hampir 500%. “Ini bisa karena kesadaran dokter dan masyarakat meningkat. Atau memang kasusnya meningkat,” ucap dr. Aman B. Pulungan Sp.A(K), dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Indonesia.

Sejak tahun 2009, Project Leader dari World Diabetes Foundation untuk DM tipe 1 di Indonesia ini melakukan registri, untuk mencari tahu seberapa banyak penderita diabetes anak di Indonesia. Temuannya telah dipresentasikan pada kongres IDF-WPR (International Diabetes Foundation-Western Pacific Region) di Kyoto, Jepang beberapa waktu yang lalu. Kepada Vitra Hutomo dari ETHICAL DIGEST, dr. Aman menceritakan temuannya tersebut. Berikut petikannya:

Seberapa besar peningkatan kejadian diabetes pada anak?

Ada peningkatan angka kejadian diabetes pada anak. Peningkatannya hampir 500% sejak 2009 sampai November 2012. Kita mulai melakukan registri dari tahun 2009 dan menemukan 156 pasien anak dengan diabetes. Lalu, pada November 2012, kita menemukan angka 828 pasien. Data ini dari seluruh Indonesia, tapi angka kejadian dari Jakarta paling banyak.

Di Indonesia, ada tiga provinsi dengan angka kejadian paling banyak, yaitu DKI Jakarta 0,4 per mill, kepulauan Riau 0,33 per mill dan Sumatera Selatan 0,2 per mill. Tapi, tidak mungkin di provinsi lain tidak ada. Kalau saya lihat, meningkatnya angka kejadian diabetes pada anak lebih disebabkan meningkatnya kesadaran dokter dan masyarakat bahwa diabetes pada anak itu ada.

Kalau kita bicara masalah etnis, dari tiga profinsi, Jakarta, kepulauan Riau dan Sumatera Selatan, etnis paling banyak adalah Jawa, diikuti Cina, Sunda dan Bali. Ini aneh. Sebab, laporan yang berasal dari provinsinya tidak menunjukkan angka yang tinggi. Kalau memang etnis Jawa banyak yang mengalami diabetes, seharusnya kita bisa dapat angka yang tinggi dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tapi tidak. Kita malah menemukan banyak kasus diabetes anak pada etnis Jawa justru di Kepualauan Riau. Begitu juga dengan etnis Sunda, banyak ditemukan kasusnya di Jakarta dan Sumetara Selatan. Seharusnya kan banyak ditemukan di Jawa Barat. Jadi sebetulnya, kasus diabetes pada anak itu banyak. Angka yang saya dapat ini hanya sebagian. Ini ibarat fenomena gunung es, angkanya sedikit, tapi yang tidak terdeteksi lebih banyak. Pada suatu ketika ini akan meledak.

Kalau kita melihat angka kejadian di dunia, untuk angka kejadian tahun 2010, Indonesia masuk peringkat 10 besar, baik diabetes pada anak atau pun pada orang dewasa. Prediksi pada 2030, Indonesia akan masuk peringkat 6 besar, di bawah India,  Cina, Amerika, Pakistan dan Brazil. Itu kalau kita melakukan intervensi. Kalau tidak melakukan intervensi, kita akan masuk peringkat 5 atau 3 besar.

Faktor apa yang menyebabkan terjadinya peningkatan ini?

Kita tidak tahu dan karenanya harus dikaji. Masalahnya, sekarang, orang memberikan data saja tidak mau. Ini data-data dari dokter anak. Data-data dari penyakit dalam kecil sekali. Yang menarik, data paling banyak itu pada bulan Desember sampai Januari dan pada Juni sampai Juli. Itu bertepatan dengan libur sekolah dan musim. Jadi, liburan dan musim membuat penyakit ini menjadi lebih berat, mungkin dia terkena infeksi.

Berapa usia terbanyak diabetes pada anak?

Pasien kita paling banyak usia 10 – 14 tahun, hampir 15%. Lalu usia 5 – 9 tahun hampir  30%. Sedangkan usia 0-4 tahun sekitar 15%. Yang di atas 15 tahun hanya 5%. Yang disebut anak adalah usia 0-18 tahun. Tapi, rumah-rumah sakit dan dokter masih memasukkan usia 15-18 tahun ke golongan dewasa. Padahal, banyak dokter dewasa yang tidak tahu masalah diabetes anak, pubertas anak, pertumbuhan anak dan haid anak. Jadi, kalau tidak tahu,ya jangan ditangani.

Apakah edukasi penting dalam penanganan diabetes pada anak?

Protokol kita berbeda dari ahli penyakit dalam. Satu kunci penting penanganan diabetes pada anak adalah edukasi. Pasien kita itu hanya 30% yang perguruan tinggi ke atas. Selebihnya adalah SMA ke bawah. Sedangkan diabetes pada anak pengobatannya harus seumur hidup, suntik insulin 4 kali, cek gula darah empat kali sehari dan harus menghitung jumlah karbohidrat dalam makanan sehari-hari. Dokter penyakit dalam dewasa tidak mengerti mengenai hal itu. Anak-anak itu bukan orang dewasa yang kerdil, jadi jangan tangani yang tidak diketahui.