Ethicaldigest

Penyebab Hipertensi dan Diabetes Saat Hamil

Sejak konsepsi terjadi, tubuh ibu mengalami berbagai perubahan fisiologis dan metabolisme. Tujuannya mempersiapkan tubuh untuk menjalani kehamilan, dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pertumbuhan janin. Menurut dr. Ali Sungkar, Sp.OG dari Woman and Children Brawijaya Hospital, Jakarta, penambahan volume darah dan pelebaran pembuluh darah adalah satu cara tubuh untuk mempersiapkan diri menerima kehadiran janin. Perubahan fisiologis dan metabolisme, dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan diabetes pada wanita hamil. Simak wawancara Vitra Hutomo dengan dr. Ali Sungkar, Sp.OG.

Apa saja perubahan yang terjadi pada wanita hamil?

Banyak. Hampir semua sistim dalam tubuh mengalami perubahan. Sistim hormonal, misalnya, banyak hormon yang dikeluarkan untuk mempersiapkan fisik menghadapi kehamilan, seperti hCG, progesterone, estrogen, prolaktin dan sebagainya. Rahim akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia. Otot rahim menjadi lebih besar dan lunak, mengikuti pertumbuhan janin.

Juga, terjadi perubahan pada sirkulasi darah. Terjadi pengenceran darah atau dilusi, sehingga voluma plasma darah meningkat 30% yang menetap sampai akhir kehamilan. Volume plasma bertambah cepat di awal kehamilan, kemudian bertambah secara perlahan mengikuti perkembangan janin, hingga akhir kehamilan.

Peningkatan volume darah mempunyai 2 tujuan. Pertama mempermudah pertukaran gas pernafasan, nutrien dan metabolik ibu dan janin. Kedua mengurangi akibat kehilangan banyak darah saat kelahiran. Peningkatan volume darah  menyebabkan pembebanan pada jantung, sehingga jantung bekerja lebih keras. Namun, konsentrasinya menurun karena meski volumenya meningkat, produksi hemoglobin tidak bertambah, sehingga terjadi keadaan yang menyerupai anemia.  Pada pembuluh darah, terjadi pelebaran. 

Seberapa besar seharusnya pertambahan berat badan pada wanita hamil?

Secara normal, berat badan wanita hamil bertambah antara 9-11 kg, bisa 11-12 kg. Pertama, pertambahan berat disebabkan bertambahnya berat janin. Secara rata-rata, bayi lahir dengan berat 3 kg. Pertambahan berat lainnya disebabkan pertambahan volume plasma darah, pertambahan cairan tubuh, pembesaran otot uterus, pertambahan simpan lemak di tubuh dan persiapan produksi air susu ibu.

Apa yang menyebabkan terjadinya preeclampsia pada kehamilan?

Banyak teori mengenai hal ini. Banyak peneliti yang berpendapat, awal terjadinya kelainan pada preeklampsia, bersumber pada pembentukan plasenta. Terjadi gangguan invasi trofoblas ke arteri spiralis, sehingga terjadi penurunan aliran darah utero-plasenta. Hal ini menyebabkan hipoksia plasenta, yang kemudian meningkatkan produksi radikal bebas dan akhirnya menimbulkan gangguan fungsi endotel.

Zat-zat humoral yang dihasilkan plasenta, dilepaskan ke sirkulasi ibu sehingga timbul disfungsi endotel, menimbulkan gejala hipertensi dan proteinuria. Pada keadaan ini, kalau berat di awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran. Wanita yang menderita hipertensi belum tentu mengalami preeklamsia, kalau tidak ada keterlibatan organ lain.

Tidak semua wanita hamil mengalami preeklamsia atau hipertensi, apa saja faktor risikonya?

Preeklamsia atau penyakit hipertensi pada kehamilan, terjadi pada ibu usia >35 tahun atau <20 tahun, riwayat preeklampsia dalam keluarga, kehamilan pertama, preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, pernah mengalami diabetes pada kehamilan, diabetes tipe I, obesitas, hipertensi kronik, penyakit ginjal, trombofilia dan stress.

Kondisi ini bisa dicegah?

Sejauh ini, belum ada yang bisa mencegah hipertensi kehamilan atau preeklamsia. Tapi pemeriksaan antenatal bisa mendeteksi sejak dini adanya preeklamsia. Jika sudah terdeteksi, segera beri penanganan. 

Bagaimana penangan preeklamsia?

Prinsipnya, penanganan preeklamsia sebisa mungkin mempertahankan kehamilan, sambil kita lihat kondisi janin, apakah ada kelainan. Ini dilakukan bersamaan dengan pemberian obat antihipertensi. Pada preeklamsia ringan, penghentian kehamilan bisa dilakukan jika >38 minggu. Pada preeklamsia berat, penghentiannya pada >34 minggu.

Intinya, kita mengendalikan tekanan darah dengan obat-obatan antihipertensi, untuk mencapai tekanan darah normal. Juga diberikan obat-obatan antioksidan, yang bekerja secara sinergis dengan obat antihipertensi. 

Bagaimana dengan diabetes gestasional, apa penyebabnya?

Dalam kondisi normal, pada ibu hamil terjadi resistensi insulin sehingga kadar gula darah meninggi. Tujuannya untuk mensuplai glukosa pada janin. Pada wanita dengan faktor risiko tertentu, kondisi ini menyebabkan diabetes gestasional. Menurut penelitian, angka prevalensinya 3%, cukup tinggi. Perlu skrining dengan tes toleransi glukosa.

Bagaimana prinsip penanganan diabetes pada kehamilan?

Pada prinsipnya, kehamilan dipertahankan, sambil diterapi dengan insulin. Terapi insulin terbukti cukup aman pada wanita hamil. Pasien juga dianjurkan untuk mengatur pola makan dan dipantau kadar gula darahnya. Jika kadar gula darah tidak bisa dikontrol dengan baik, mungkin bayi yang dilahirkan  memiliki berat badan besar.