Ethicaldigest

Vaksin Cacing Tambang

Infeksi cacing tambang jarang bersifat fatal, tapi akibatnya bisa serius. Cacing tambang yang terutama menyerang anak-anak, dapat menyebabkan anemia, perdarahan di usus, defisiensi besi dan protein. Ujung-ujungnya, akan terjadi gangguan pertumbuhan, gangguan belajar, dan anak menjadi lemas serta mengantuk di sekolah. Pada wanita hamil, cacingan dapat mempengaruhi ibu dan janinnya.

Dua jenis cacing tambang yang sering ditemukan adalah Ancylostoma duodenale dan Necator americanus. Cacing ini masuk ke  tubuh terutama dari kaki, saat berjalan di tanah tanpa alas kaki. Cacing tadi mengikuti aliran darah di tubuh, keluar melalui paru, kemudian saat batuk tertelan ke dalam usus. Dengan bantuan dua pasang gigi, cacing ini melekat di usus dan terus menghisap darah.

Cacing tambang merupakan masalah terutama di daerah miskin. Vaksin yang telah lama dikembangkan untuk mencegah infeksi cacing tambang, rencananya akan diujicoba di Afrika. Vaksin yang dibuat oleh Sabin Vaccine Institute ini, membentuk antibodi terhadap dua enzim yang terdapat di usus cacing itu sendiri. Yang satu adalah enzim untuk mendetoksifikasi zat besi di dalam darah yang diasupnya, yang lain adalah enzim yang mencerna protein darah. Tanpa  kedua enzim ini, cacing akan mati perlahan-lahan.

Percobaan akan dilakukan pada pasien dewasa di Gabon. Sedangkan percobaan pada anak-anak akan menyusul. Percobaan akan berlangsung sedikitnya selama lima tahun. Sebelumnya, vaksin ini telah melewati percobaan fase pertama di Brazil.

Penderita cacing tambang masih banyak dijumpai, terutama di daerah tropis dan subtropis, seperti Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Dengan target 600 juta individu yang rentan terinfeksi cacing tambang, vaksin ini diharapkan dapat menjadi solusi yang aman, efektif dan murah.