Ethicaldigest

Stent Baru, Menyatu dengan Arteri Koroner

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), awal Juli 2016 lalu menyetujui stent yang dapat menyatu sepenuhnya dengan jaringan arteri atau fully absorbable, untuk terapi penyakit arteri koroner. Stent yang diberi nama GT1 Bioresorbable Vascular Scavold System (BVS) itu, juga mampu melepaskan kandungan obat everolimus sehingga mencegah pertumbuhan jaringan parut di arteri. Seiring dengan berjalannya waktu, stent ini akan menyatu dengan arteri selama kurang lebih 3 tahun.

“Persetujuan FDA untuk GT1 BVS, mengacu pada opsi lain bagi pasien yang akan melakukan angioplasti. Keungulan piranti ini karena dapat menyatu, berbeda dengan penggunaan stent koroner yang terbuat dari logam,” ujar dr. Bram Zuckerman, Kepala Divisi Perangkat Kardiovaskular FDA. 

Saat ini penyakit jantung koroner memberi kontribusi kematian yang cukup tinggi di dunia. Sebagai contoh, di Amerika Serikat terjadi 370.000 kematian setiap tahun. Banyak hal yang berkontribusi pada, seperti endapan kolesterol yang akhirnya mempersempit arteri koroner, dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah menuju jantung. Selanjutnya menyebabkan angina, sesak nafas dengan kelelahan dan gejala penyakit jantung lainnya.

Angioplasti saat ini memberi harapan cukup baik pada kasus penyakit arteri koroner. Dulu angioplasti menggunakan stent yang terbuat dari logam. Kelemahan dari prosedur ini karena stent dapat mengakibatkan penumpukan jaringan, yang membuat arteri menyempit kembali (restenosis). Modifikasi dengan penambahan eluting drug pada stent, terbukti dapat menghampat pembentukan jaringan ini.

Disetujuinya GT1 BVS yang terbuat dari biodegredalbe polimer yang disebut sebagai  poly (L-lactide), memungkinkan perangkat stent ini menyatu dengan jaringan sekitar. L-laktida serupa dengan bahan yang digunakan untuk membuat benang jahit pada bidang kedokteran; benang ini mampu menyatu dengan jaringan sekitarnya. Untuk menandai adanya pemasangan stent pada pasien, terdapat platinum berukuran sangat kecil, yang nantinya ikut tertanam di dinding arteri, dan berfungsi sebagai penanda lokasi dilakukan pemasangan GT1 BVS.

Persetujuan FDA atas GT1 BVS, didasarkan pada evaluasi studi yang mengikut sertakan sekitar 2.008 pasien. Selanjutnya dibandingkan efektivitas GT1 BVS dengan stent logam dengan eluting drug. Dari penelitian tersebut diketahui, setelah satu tahun perlakukan pada kelompok GT1 BVS, pembentukan gumpalan darah hanya sebesar 0,74%. Jauh lebih kecil dibanding kelompok stent logam yang mencapai angka 1,54%. Kontraindikasi GT1 BVS pada pasien yang memiliki alergi terhadap everolimus, alergi poly (L-lactide), alergi poly (D,L-lactide dan platinum. Atau mereka yang alergi pada penggunaan aspirin jangka panjang, atau terapi obat anti platelet lainnya. GT1 BVS diproduksi oleh Abbott Vascular, Santa Clara, California.