Ethicaldigest

Obat Baru Konstipasi

Badan Obat dan Makanan Amerika (FDA) mengeluarkan ijin pada linaclotide (Linzess, Ironwood Pharmaceuticals), untuk pengobatan konstipasi idiopatik kronis dan irritable bowel syndrome dengan konstipasi (IBS-C) pada pasien dewasa. Obat yang diberikan satu kali sehari ini adalah suatu agonis guanylate cyclase type-C (GC-C).

Linaclotide berikatan dengan reseptor GC-C di usus, menghasilkan peningkatan konsentrasi cyclic guanosine monophosphate (cGMP), baik intraseluler atau ekstraseluler. Peningkatan cGMP intraseluler dipercaya menstimulasi sekresi cairan intestinal, dan mempercepat transit gastrointestinal. Hasilnya, pergerakan usus besar meningkat. Peningkatan cGMP ekstra selular dipercaya menurunkan aktivitas saraf perasa nyeri, yang diduga menyebabkan penurunan nyeri usus.

Efikasi dan keamanan Linaclotide untuk pengelolaan IBS-C, telah diuji pada dua penelitian buta ganda melibatkan 1604 pasien. Dalam penelitian-penelitian tersebut, pasien secara acak diberi 290 μg Linaclotide atau plasebo, selama setidaknya 12 minggu. Hasilnya menunjukkan, Linaclotide lebih efektif daripada plasebo, dalam menurunkan nyeri perut dan meningkatkan jumlah complete spontaneous bowel movements (CSBMs). Kedua penelitian ini dijadwalkan akan dipublikasi bulan Oktober 2012, di American Journal of Gastroenterology.

Efikasi dan keamanan untuk pengelolaan konstipasi idiopatik kronis, telah ditegakkan di dalam dua penelitian multisenter buta ganda, melibatkan 1272 pasien dengan konstipasi kronis. Kedua penelitian ini sudah dipublikasikan tahun lalu di New England Journal of Medicine.

Dalam penelitian-penelitian ini, pasien secara acak diberi placebo atau Linaclotide dalam dosis 145 atau 290 μg sekali sehari. Pada minggu ke 12, endpoin primer (3 atau lebih CSBMs per minggu dan peningkatan 1 atau lebih CSBMs dari baseline selama setidaknya 9 dari 12 minggu), dicapai lebih banyak oleh pasien yang menggunakan Linaclotide 145 μg daripada yang menggunakan plasebo. Persetujuan FDA untuk indikasi ini hanya dalam dosis 145-μg, karena perbaikan dengan dosis 290-μg tidak lebih baik dari dosis 145 μg.

Efek obat dikatakan cepat dan terjadi dalam 24 jam pertama, dan bertahan sampai 16 minggu. Penulis yang melaporkan manfaat obat ini pada konstipasi kronis di New England Journal of Medicine menduga, perbaikan yang terjadi sebagai hasil kontribusi dari beberapa faktor. Termasuk peningkatan cairan di lumen dan percepatan transit intestinal.

“Perbaikan dalam fungsi usus besar dengan pemberian Linaclotide, lebih merupakan suatu konsekuensi dari peningkatan cairan luminal. Dengan percepatan transit intestinal, mekanisme lain dapat berkontribusi terhadap perbaikan gejala abdominal,” tulis mereka. Linaclotide digunakan satu kali sehari dalam keadaan perut kosong, setidaknya 30 menit sebelum makan pertama. Efek samping paling umum adalah diare. FDA mengharuskan produk ini diberi label peringatan bagi pasien dan dokter, kalau obat ini tidak boleh digunakan pada pasien berusia >16 tahun.