Ethicaldigest

Nyeri Punggung Kronik, 40% karena Infeksi Bakteri

Studi Departemen Riset Spine Center of Southern Denmark, University of Southern Denmark, menyatakan bahwa 40% nyeri punggung bawah kronik mungkin disebabkan oleh bakteri. Studi lebih lanjut menunjukkan, ada persentase yang signifikan meredanya nyeri punggung bawah disertai hernia diskus dan pembengkakan di tulang belakang dengan penggunaan antibiotik.

Meski demikian, anjuran pemberian antibiotik hanya untuk kasus-kasus tertentu dan dilakukan secara hati-hati. Misalnya, pada mereka yang terlalu sering bolos kerja atau terlalu banyak dan sering menggunakan analgetik akibat nyeri punggung yang dideritanya. Kesimpulan ini didapat dari dua studi, yang dilakukan oleh peneliti yang sama.

Studi pertama melibatkan 61 pasien dewasa (usia rata-rata 46,4 tahun; 27% wanita) yang terbukti mengalami herniasi diskus lumbalis melalui MRI, dan direncanakan menjalani pembedahan. Semua pasien imunokompeten dan belum pernah menjalani prosedur injeksi epidural steroid, atau pembedahan punggung sebelumnya.

Melalui protokol antiseptik yang steril, peneliti mengambil 5 sampel jaringan dari masing-masing pasien. Total kultur mikrobiologi positif pada 46% pasien. Kultur anerob positif pada 43% pasien, 7% di antaranya memiliki infeksi ganda. Kultur anaerob dan kejadian Modic chane (MC) memiliki hubungan bermakna (P= 0,0038) dengan OR 5,60 (95% CI, 1,51 – 21,95). Kuman anaerob yang paling sering ditemukan adalah Propinibacterium acnes, yang hidup di kulit dan folikel rambut, serta pada gusi. 

Studi kedua, merupakan percobaan buta ganda acak, menunjukkan bahwa antibiotik lebih efektif secara bermakna dibanding plasebo, dalam mengurangi nyeri dan disabilitas. Studi melibatkan 162 pasien dewasa dengan LBP kronik, pernah mengalami herniasi diskus, dan berlangsung selama lebih dari 6 bulan.

Pasien secara acak diberi amoxicillin-clavulanate (500 mg/125 mg) atau plasebo, 3 kali sehari selama 100 hari. Evaluasi dilakukan pada baseline, akhir terapi, dan satu tahun setelahnya. Dari 144 pasien yang menyelesaikan terapi, terjadi perbaikan signifikan yang sangat nyata, pada kelompok antibiotik. Termasuk terhadap nyeri tungkai, jumlah jam nyeri pada 4 minggu terakhir, kesehatan secara umum, dan jumlah hari bolos kerja. Persentae mereka yang mengalami nyeri konstan berkurang dari 73,5% menjadi 19,5% pada kelompok antibiotik, dibanding dengan kelompok plasebo yang berkurang dari 73,5% menjadi 67,2%.