Ethicaldigest

Nodding Syndrom

Mengangguk untuk sebagian orang mungkin mewakili kata “ya/setuju”. Untuk sebagian kecil orang di dunia, mengangguk ternyata adalah sebuah penyakit. Kondisi ini dalam dunia kedokteran disebut sebagai nodding syndrome. Individu yang mengalami sindroma ini, selain ditandai dengan anggukan kepala, juga ditandai dengan kejang dan mata melotot saat terjadi serangan.

Nodding sindrom terutama terjadi pada anak di usia 5 sampai 15 tahun. Laporan terbanyak kondisi ini terutama di Afrika, seperti Sudan Selatan, Uganda Utara dan Tanzania. Setidaknya, ada 3000 anak yang dipastikan mengalami sindroma ini; 170 diantaranya meninggal karena nodding sindrom.

US Center for Disease Control and Prevention (CDC) sudah melakukan pengkajian mengenai kondisi ini sejak tahun 2011, di Sudan Selatan. Dalam pengkajian tersebut ditemukan kemungkinan penyebab terjadinya nodding sindrom. “Penderita nodding sindrome sebanyak 74% terinfeksi parasit onchocerca volvulus. Infeksi ini dikatahui melalui biopsi kulit,” ujar peneliti. Pengobatan dilakukan untuk mencegah penyebaran lebih luas dari sindroma ini. Dalam penelitian tersebut para peneliti tidak menemukan hubungan antara kondisi georgafis, paparan lingkungan dan pekerjaan orangtua, dengan kejadian sindroma nodding. Belum ada laporan yang menyatakan adanya kesembuhan dari penderita sindroma ini. Para penderita saat ini dilaporkan hanya mendapat beberapa obat untuk menghilangkan gejala yang muncul, seperti valproate sebagai obat anti kejang. Perbaikan kondisi penderita dengan pemberian obat ini ternyata cukup baik. Penelitian terus dilakukan, untuk mengetahui secara pasti penyebab nodding sindrom.