Ethicaldigest

Brainerd Diare

Brainerd diare adalah sebutan untuk diare yang terjadi pada individu, dengan durasi antara 10-20 kali/hari. Tidak seperti diare pada umumnya, brainerd diare sebagian besar didominasi oleh air, tidak berdarah dan terjadi lebih sering.

Brainerd diare pertama kali ditemukan di Brainerd, Minnesota, Amerika Serikat, tahun 1983. Gejala yang muncul selain buang air besar (BAB) adalah sering kentut, kram perut ringan dan kelelahan. Pada beberapa kasus, pasien juga dapat mengalami penurunan berat badan.

Penelitian telah banyak dilakukan sejak ditemukannya brainerd diare. Dalam penelitian-penelitian tersebut tidak ditemukan bakteri patogen, parasit atau virus yang menjadi penyebabnya. Penelitian menunjukkan, ada kemungkinan besar hal ini disebabkan oleh zat toxin kimia tertentu.

Setiap orang yang datang ke rumah sakit dengan diare akut tanpa adanya darah, terjadi sekurang-kurangnya 4 minggu dan dalam pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya bakteri atau parasit tertentu, patut dicurigai sebagai brainerd diare. Pada pemeriksaan kolonoskopi mungkin ditemukan aphthous ulcers dan eritema. Dapat juga terjadi peningkatan jumlah limfosit, terutama di usus besar.

Sampai saat ini belum ada obat yang dapat mengatasi brainerd diare. Beberapa obat anti mikroba yang digunakan, tidak memberi manfaat sama sekali. Perbaikan gejala umumnya setelah pasien mengonsumsi obat anti motilitas seperti loperamide, diphenoxylate dan paregoric.

Dilaporkan, setelah satu tahun umumnya pasien akan mengalami perbaikan, dan akan hilang sepenuhnya setelah 3 tahun sejak gejala pertama kali muncul. Sejak pertama kali dilaporkan, wabah ini sudah terjadi 7 kali. Wabah terbesar menimpa sekitar 122 orang. Dari beberapa kejadian diduga air yang terkontaminasi merupakan penyebab terjadinya brainerd diare. Pencegahan dapat dilakukan dengan memasak air atau susu lebih dulu, sebelum dikonsumsi.