Ethicaldigest

Simvastatin Hambat Sel Kanker Payudara

Selain menurunkan kadar kolesterol, menurut penelitian, pemberian simvastatin terbukti mampu menurunkan aktivitas ROCK sel KPD secara bermakna.

Statin sudah lama dan secara luas digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol, serta mencegah stroke dan penyakit jantung koroner. Ternyata, beberapa studi preklinis menunjukkan bahwa statin memiliki efek pleotropik berupa supresi tumor dan reduksi protein metastasis KPD, pada model hewan dan beberapa galur sel.

Lebih lanjut, melalui supresi HMGCR, statin menurunkan kadar MVA dan isoprenoid intermediate (FPP dan GGPP) yang berperan pada proses selular. Statin berpotensi memblok desimenasi sel kanker melalui inhibisi prenilasi protein Ras dan Rho. Hal itu menyebabkan deplesi aktivasi GGPP, inhibisi ekspresi reseptor CD44 yang meregulasi ekspresi Rho, disrupsi lipid raft yang merupakan regio lokalisasi reseptor prometastasis seperti CD44 dan CXCR-4, reduksi proliferasi melalui inaktivasi jalur sinyal downstream  MAPK dan inaktivasi mTOR, serta respons autofagi yang merupakan mekanisme anti metastasis sel kanker.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kidera dan kawan-kawan, dilaporkan bahwa simvastatin dapat menghambat migrasi sel tumor, invasi, adhesi dan metastasis melalui supresi jalur Rho/ROCK pada B16BL6 melanoma tikus. Hal tersebut didukung penelitian Mandala dan-kawan-kawan, yang menemukan bahwa simvastatin menghambat invasi dan migrasi sel kanker payudara secara in vitro.

Saat ini, dosis simvastatin yang banyak digunakan dalam seting klinis untuk terapi hiperkolesterol berkisar antara 5-40 mg. Liu dan kawa-kawan dalam penelitiannya mengatakan bahwa pemakaian simvastatin 40 mg selama 4 minggu, dapat menekan aktivitas ROCK pada leukosit. Garwood dan kawan-kawan juga melaporkan, penggunaaan fluvastatin 80 mg selama 3-6 minggu mampu menekan proliferasi KPD.

Dr. dr. Erwin Danil Yulian, SpB(K)Onk melakukan penelitian eksperimetal, untuk membuktikan ada tidaknya efek antimigrasi simvastatin pada KPD manusia. Penelitian dilakukan mulai November 2014 hingga Juni 2015, di Klinik Bedah Onkologi Departemen Ilmu Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Klinik bedah Onkologi RS Dr. Gatot Subroto, Klinik Bedah Onkologi RS Persahabaatan dan Klinik Bedah RSUD Koja, Jakarta.

Subyek penelitian adalah pasien KPD stadium operable (IIA-IIIA), dengan kriteria inklusi yang diindikasikan menjalani operasi masektomi dengan status performance ECOG 0-2, dengan fungsi organ ginjal dan hepar dalam batas normal. Subyek penelitian sebanyak 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok, yang mendapat terapi simvastatin 40 mg peroral dan satunya kelompok yang hanya mendapat plasebo.

Hasilnya, selama 4-6 minggu terapi menggunakan simvastatin, mampu menghambat sel kultur primer pasien KPD. Hal itu ditandai dengan penurunan indeks migrasi sel KPD pada boyden chamber assay. Terapi dengan simvastatin selama 4-6 minggu, juga menurunkan indeks migrasi sel secara bermakna pada medium FBS (P<0,05).

Menurut Dr. Erwin, hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Mandala dan Denoyle, dimana terjadi penghambatan aktivitas migrasi sel MDA-MB-231. Selain menurunkan kadar kolesterol, pemberian simvastatin dalam penelitian ini juga terbukti mampu menurunkan aktivitas ROCK sel KPD secara bermakna, dibanding kelompok plasebo.

Penelitian ini juga membuktikan, pemberian simvastatin 40 mg perhari mampu menurunkan ekspresi mRNA CXCR4 secara bermakna (p= 0,045) sebesar 57% pada pasien KPD. Sementara pada kelompok plasebo, didapatkan peningkatan ekspresi mRNA CXCR4 sebesar 122,2%.

Penurunan ekspresi mRNA CXCR4 didapatkan bermakna pada subkelompok pasien dengan hiperkoleterolemia (p= 0,024), ER/PR positif (p= 0,013) dan amplifikasi HER-2 (p= 0,043).

Dalam penelitian ini juga terdapat penurunan penanda proliferasi sel tumor oleh simvastatin, yang didapat dari rerata penurunan ekspresi Ki67 sebesar 53,3% yang bermakna, jika dibandingkan dengan plasebo (p < 0,001).