Ethicaldigest

Graves Ophthalmopathy 2

Diagnosa

Dikatakan oleh dr. Cicilia, TAO secara klinis didiagnosa dengan munculnya tanda dan gejala pada daerah mata. Uji antibodi yang positif (anti-tiroglobulin, anti-mikrosomal dan anti-tirotropin reseptor), dan kelainan kadar hormon tiroid dalam hal ini T3, T4 dan TSH, juga membantu menegakkan diagnosa TAO. Pemeriksaan dengan pencitraan dapat membantu menegakkan diagnosa; beberapa teknologi pencitraan yang digunakan di antaranya; CT scan, MRI, dan USG.

 CT scan dan MRI memberi gambaran yang sangat baik dari otot ekstraokular, perlekatan otot, lemak intrakonal serta anatomi apeks orbital. Pembesaran otot muncul dalam berbagai bentuk, dengan penebalan lebih dari 4mm. Lemak intrakonal dapat menyebabkan proptosis. Kedua pemeriksaan ini dapat mendiagnosa TAO, dengan atau tanpa penekanan saraf optik.

Ultrasonografi orbital. Pemeriksaan ini sangat baik digunakan dalam diagnosia TAO. Dengan USG orbital perlekatan dari otot ekstraokular dapat digambarkan dengan mudah. Pasien dengan TAO akan menunjukan adanya peak-systolic rendah dan percepatan end-diastolic, yang dapat dinilai dengan USG Doppler.

Pencitraan Nuklir.  Inflitrasi orbital dengan sel-sel mononuklear pada TAO, dapat diidentifikasi oleh reseptor pencitraan dengan octreotide, sebuah analog somatostatin teradiasi. Pasien dengan TAO aktif akan menunjukkan pengambilan octreotide yang tinggi, dan merespon pengobatan secara lebih baik, misalnya dengan pemberian kortikosteroid atau terapi radiasi. Sementara pada pasien dengan kelainan inaktif, umumnya tidak merespon hal ini.

Beberapa pemeriksaan histologis juga memberi gambaran, berupa infiltrasi sel limfositik, pembesaran fibroblas, penumpukan mukopolisakarida, edema interstitial, peningkatan produksi kolagen, fibrosis dengan perubahan degeneratif pada otot-otot mata.

Diagnosis banding untuk TAO meliputi selulitis orbital, yamh merupakan infeksi serius dari jaringan mata dengan keluhan berupa demam, proptosis, pergerakan mata terbatas, kelopak mata merah dan berair. Selulitis preseptal merupakan inflamasi dan infeksi dari kelopak mata dan bagian kulit di sekitar mata dengan gejala mata berair, mata merah, kotoran mata, nyeri dan demam.

Klasifikasi TAO

Terdapat beberapa klasifikasi untuk TAO, yang ada saat ini. Meski demikian, klasifikasi ini memiliki kekurangan satu sama lain. Berikut klasifikasi TAO, dari beberapa kepustakaan:

  1. TAO tipe 1. Ditandai dengan peradangan yang minimal dan miopati restriktif.
  2. TAO tipe 2. Ditandai dengan peradangan orbital yang signifikan dan adanya miopati restriktif.
  3. Klasifikasi lain dari TAO adalah SPECS, di mana klasifikasi ini menitikberatkan pada keterlibatan jaringan. S – menunjukkan keteribatan jaringan lunak, P – proptosis, E – keterlibatan otot extraocular, C – untuk keterlibatan cornea dan S – untuk keterlibatan penglihatan atau hilangnya penglihatan.

Thyroid associated ophthalmopathy merupakan penyebab paling umum dari proptosis unilateral mau pun bilateral pada orang deawa. Proptosis atau bola mata yang menonjol keluar, terjadi karena mata yang keluar dari tulang orbit diduga terjadi akibat kondisi otot mata yang tidak simetris. Adanya penekanan pada saraf-saraf optik mata, mengakibatkan pasien dengan TAO akan mengalami hilangnya penglihatan, kaburnya penglihatan atau berkurangnya lapang pandang.

Mereka yang mengalami penekanan saraf optik pada penderita TAO, mungkin tidak terlihat adanya pembengkakan saraf optik. Untuk itu sangat disarankan bagi para dokter, untuk melakukan dokumentasi ketajaman pasien yang diduga mengalami TAO, atau dengan memeriksa ada tidaknya kecacatan pada daerah pupil, setiap kali pasien melakukan kunjungan. Pasien TAO umumnya mengalami peningkatan tekanan intraocular.

Terapi pada kasus TAO dibagi 3 kelompok, yaitu: obat, operasi dan penyinaran. Pada keadaan yang masih ringan, pasien dapat menunggu sampai keadaan eutiroid tercapai, di mana pada sebagian besar penderita akan mencapai perbaikan, meski sifatnya tidak menyeluruh. Pada TAO fase akut, dengan penonjolan neuropati optik komperhensif, dapat ditangai dengan pemberian kortikosteroid oral. Dosis awal yang diberikan biasanya 1-1,5 mg/kg prednisone. Dosis ini dipertahankan selama 2-4 minggu, sampai respon klinis dirasakan penderita. Dosis dapat diturunkan sesuai respon klini dan fungsi saraf optik.

Beberapa obat immunosupresif juga telah digunakan pada kasus TAO berat, seperti cyclosporine, azatioprin, siklofosfamid. Cyclosporin digunakan bersamaan dengan kortikosteroaid, diberikan sebagai pencegahan perburukan. Dalam beberapa penelitian, kombinasi ini lebih unggul  dibanding pemberian kortikosteroid tunggal.

Terapi radiasi dapat dilakukan dan cukup efektif di tahun pertama, ketika perubahan fibrotic yang signifikan belum terjadi. Operasi dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan terapi untuk TAO. Perlu diingat, mengontrol penyakit tiroid adalah tindakan utama yang sebaiknya dilakukan. Demikian halnya dengan menghentikan kebiasan merokok, karena merokok dapat memperburuk kondisi TAO.

Graves Ophthalmopathy