Ethicaldigest

Alat Uji Pneumonia Sederhana

Pneumonia merupakan infeksi di paru-paru, yang dapat menyebabkan kematian. Selama ini, patogen penyebab pneumonia sulit diidentifikasi melalui pemeriksaan yang  ada. Sampel yang digunakan sering terkontaminasi, sehingga terjadi misdiagnosis dan pasien mendapatkan pengobatan yang kurang tepat. US Centers for Disease Control and Prevention bekerjasama dengan para peneliti dari Institut Teknologi Georgia, AS, telah menemukan alat sederhana yang dirancang untuk mengumpulkan aerosol yang berasal dari paru-paru, bernama PneumoniaCheckTM.

“Alat baru dan sederhana ini memiliki potensi besar untuk menyelamatkan banyak nyawa, dibanding peralatan medis lainnya,” ujar David Ku, Profesor Pembantu di Georgia Tech, Lawrence P. Huang selaku Profesor Kepala dari Manajemen Kewirausahaan Rekayasa Teknik dan Profesor Bedah dari Universitas Emory.

PneumoniaCheckTM terdiri dari sebuah tube plastik, yang disambungkan dengan corong mulut. Pasien diminta untuk batuk ke dalam alat untuk mengisi penampung udara yang berbentuk seperti balon. Udara yang berasal dari saluran napas bagian atas, akan tertampung sebelum udara paru memasuki filter. Melalui mekanisme aerospace, alat ini mengumpulkan partikel dalam aerosol di filter, menyingkirkan cairan dan padatan yang berasal dari mulut, dan memisahkan aerosol yang berasal dari paru secara selektif. Tes validasi ini telah diuji dan dipublikasikan dalam Journal of Medical Devices.

Yang digunakan adalah filter dengan standar dan efisiensi tinggi. Filter ini telah diuji dan dapat menangkap lebih dari 99% bakteri dan virus. Filter ini kemudian  dianalisis menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) DNA, mau pun menggunakan pemeriksaan sederhana di laboratorium komersial seperti kultur dan resistensi, pewarnaan Gram, serta immunoassay. Alat ini dianggap akan bermanfaat bagi pasien-pasien yang kurang mampu. “Tujuan kami adalah untuk mengusahakan pengobatan yang lebih baik, dengan biaya terjangkau bagi pasien dan rumah sakit. Kami menginginkan solusi yang mendunia, sehingga terjangkau oleh pasien di negara-negara berkembang,” tutur Bronikowski, pendiri MD Innovate Inc., pemilik lisensi dari alat ini.