Ethicaldigest

Ekspresi Protein CREM dan Potamin Lebih Rendah pada Laki-laki Infertil

 Infertilitas merupakan masalah kesehatan yang dialami pasangan suami istri, ketika mereka belum juga mendapat keturunan setelah satu tahun berhubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi. Infertilitas dapat memberikan dampak pada kesehatan psiko sosial individu yang mengalaminya. Infertilitas dialami kurang lebih 15% pasangan suami istri; 40% dari kasus tersebut disebabkan oleh faktor laki-laki.

Salah satu penyebab infertilitas laki-laki adalah gangguan proses spermatogenesis. Proses spermatogenesis berlangsung di testis, tepatnya di dalam tubulus seminiferus. Di sini terjadi pembelahan mitosis, meosis dan perubahan bentuk morfologi yang dikenal dengan spermiogenesis. Proses perubahan bentuk dari spermatogonium menjadi spermatozoa, melibatkan perubahan yang kompleks meliputi perubahan morfologi biokimia dan fisiologis. Perubahan morfologi terlihat dari bentuk sel bundar pada sepermatid, yang mengalami perubahan bentuk membentuk struktur spermatozoa yang terdiri dari kepala dan ekor, sehingga memungkinkan untuk membuahi sel telur.

Perubahan morfologi yang terjadi pada seprmatozoa juga disertai perubahan struktur kromatin didalam nukleus spermatozoa. Perubahan struktur kromatin berupa pergantian protein histon yang mengikat deoxyribosa nucleic acid (DNA) dengan protamin. Proses pergantian ini menyebabkan struktur kromatin lebih padat dan berfungsi melindungi materi genetik laki-laki. Protein protamin telah banyak diteliti dan dikaitkan dengan aspek infertilitaspada laki-laki, namun belum semua tereksplorasi. Perubahan yang terjadi pada gen protamin menyebabkan terjadi kondensasi DNA lebih awal sehingga menyebabkan penurunan hasil fertilisasi.

Sementara itu, gangguan gen protamin 2 menyebabkan terjadinya peningkatan abnormalitas perkembangan spermatozoa pada penelitain hewan coba. Gangguan protaminosis menyebabkan integritas DNA menurun dan terjadi peningkatan keruskan DNA. Selain itu, gen protamin sangat dipengaruhi protein cAMP response element modulator (CREM). Bahkan pada mencit yang di knock out gen CREM, terbukti mengalami gangguan spermatogenesis.

Disisi lain, proses spermatogenesis disamping dimediasi oleh gen, juga dipengaruhi oleh kerja hormon; salah satunya androgen. Pada reseptor gen androgen terutama ekson 1, ditemukan pengulangan poliglutamin (CAG) dan poliglisin (CGG). Diduga pengulangan CAG berperan pada sensitifitas kerja reseptor dengan hormonnya, bahkan dalam sebuah penelitian dikaitkan dengan infertilitas pada pria.

Atas dasar itu, Zeti Harriyati SSi, MBiomed, melakukan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional untuk menganalisis ekspresi protein CREM, protamin 1 dan 2 pada spermatozoa dari laki-laki infertil, dikaitkan dengan pengulangan CAG gen reseptor androgen.

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler Departemen Biologi Kedokteran, Laboratorium Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi FKUI-RSCM, Laboratorium biologi FKIK UIN Jakarta. Sampel penelitian yang digunakan adalah semen laki-laki infertil, yang datang memeriksakan kualitas semennya ke Departemen Biologi Kedokteran FKUI dan Klinik Fertilitas Yasmin RSCM Kencana. Terdapat 30 sampel. Dalam penelitian ini, juga diukutsertakan 10 pria fertil sebagai kontrol.

Protein dan DNA spermatozoa diekstraksi dari setiap individu. Selanjutnya analisis ekspresi protein CREM protamin 1 dan 2 dilakukan dengan teknik western immunoblotting. Distribusi protein CREM, protamin 1 dan 2 dianalisis dengan teknik imunositokimia. Pada pemeriksaan jumlah pengulangan CAG dilakukan dengan sekuensing DNA spermatozoa.

Hasil penelitian menunjukkan, ekspresi analisis protein CREM, protamin 1 dan 2 pada laki-laki infertil terlihat adanya penurunan dibandingkan dengan pria fertil. Ekspresi CREM berhubungan dengan protein protamin 1, namun tidak berhubungan dengan protamin 2 pada spermatozoa laki-laki infertil. Tidak terdapat perbedaan jumlah pengulangan CAG gen reseptor androgen pada spermatozoa laki-laki infertil, dengan laki-laki fertil. Pengulangan jumlah CAG tidak berhubungan dengan ekspresi protein CREM, protamin 1 atau protamin 2. Disertasi “Ekspresi Protein CREM dan Protamin pada Seprmatozoa Pasien Infertil dan Kaitannya dengan Variasi Pengulangan CAG Gen Reseptor Androgen” ini dipertahankan dihadapan dewan penguji, pada 18 Januari 2016. Zeti Harriyati SSi, MBiomed, meraih gelar Doktor Program Ilmu Kedokteran dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.