Ethicaldigest

Wanita dan Hipertensi

Hipertensi adalah suatu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Sudah ada kesadaran masyarakat terhadap penyakit ini, begitu juga dengan pengobatan dan pencegahan penyakit kardiovaskular pada wanita dalam dekade terakhir, namun hipertensi pada wanita masih sering disepelekan dan tidak terdiagnosa.

Saat ini sudah tidak berlaku lagi pernyataan bahwa kardiovaskular adalah penyakit kaum pria. Penyakit jantung telah menjadi penyebab utama kematian pada wanita, di banyak negara maju. Pada 2007, penyakit kardiovaskular menyebabkan satu kematian per menit pada wanita di Amerika Serikat; lebih banyak dari kanker, penyakit saluran nafas bawah kronis, penyakit Alzheimer dan kecelakaan.

Data dari American Heart Association menunjukkan bahwa hipertensi sebagai penyebab kematian, lebih tinggi angka kejadiannya pada wanita daripada pria. Pada wanita pengguna kontrasepsi oral, angkanya 2-3 kali lebih tinggi daripada wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral.

Kelainan-kelainan yang disebabkan hipertensi pada kehamilan, juga menjadi penyebab dari sepertiga kematian maternal di dunia. Beberapa penelitian berkenaan dengan hipertensi dan kehamilan mengungkapkan bahwa hipertensi merupakan penyakit penyerta tersering, yang dijumpai pada kehamilan dan mengakibatkan komplikasi pada satu dari sepuluh kasus kehamilan. 

Epidemiologi

Prevalensi hipertensi telah meningkat selama satu dekade terakhir. Hipertensi esensial memiliki angka kejadian 90% dari seluruh kasus hipertensi. Dan, dalam satu tinjauan terkini, risiko seumur hidup untuk menderita hipertensi di negara-negara industri diperkirakan melebihi 90%. Pengaruh perbedaan jenis kelamin pada tekanan darah tampak saat remaja. Tetapi saat usia lanjut, terjadi perubahan prevalensi.

Wanita premenopause memiliki risiko dan insiden hipertensi yang lebih rendah dibanding pria, pada usia yang sama. Kelebihan pada wanita ini secara gradual menghilang, setelah menopause. Setelah berusia 65 tahun, lebih banyak wanita menderita hipertensi dibanding laki-laki. Dan, angka ini akan terus meningkat bersamaan dengan bertambahnya usia. Pada wanita berusia antara 65 dan 74 tahun, prevalensi hipertensi sebesar  58%.

Sekitar 40% kasus stroke, 39% kasus infark miokard dan 28% penyakit ginjal tahap akhir disebabkan oleh hipertensi. Lebih lanjut hipertesi, karena angka prevalensinya yang tinggi, berkontribusi lebih besar meningkatkan beban terhadap populasi dengan gagal jantung daripada infark miokard. Penelitian Rotterdam mengindikasikan bahwa hipertensi merupakan faktor yang lebih berkontribusi pada wanita dibanding pria.

Angka mortalitas 5 tahun setelah onset gagal jantung hipertensif pada wanita adalah tinggi, sekitar 69%. Tapi, pengobatan hipertensi dapat menurunkan insiden gagal jantung sampai sekitar 50%. Pada Women’s Health Initiative, determinan utama prevalensi hipertensi adalah ras kulit hitam, status ekonomi yang rendah, riwayat penyakit kardiovaskular, dan faktor risiko kardiovaskular, seperti tidak banyak bergerak, kelebihan berat badan/obesitas, dan mengonsumsi alkohol berlebihan.

Komplikasi kardio serebrovaskular

Di Indonesia, prevalensi komplikasi kardioserebrovaskular pada wanita adalah 52%, sedangkan pada pria 48%. Tingkat mortalitas akibat komplikasi penyakit kardioserebrovaskular di Indonesia adalah 46% pada wanita dan 40% pada pria. Angka kejadian penyakit jantung iskemik akibat hipertensi pada pria bervariasi antara 4-28%, dan antara 8-39% pada wanita. (pedoman penatalaksanaan hipertensi pada keadaan khusus, yang dikeluarkan Perhimpunan Hipertensi Indonesia tahun 2010).